Pakar Kritik Program Makan Bergizi Gratis: Potensi Tidak Tepat Sasaran

Politik Berita

Pakar Kritik Program Makan Bergizi Gratis: Potensi Tidak Tepat Sasaran
MAKAN BERGIZI GRATISMBGPRESIDEN PRABOWO
  • 📰 voaindonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 228 sec. here
  • 10 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 111%
  • Publisher: 63%

Pakar menilai program makan bergizi gratis (MBG) dari Presiden Prabowo Subianto berpotensi tidak tepat sasaran karena dapat dinikmati oleh anak-anak dari keluarga mampu. CELIOS menyarankan pemerintah untuk fokus pada skema berorientasi target yang memfokuskan bantuan kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu, balita, dan ibu hamil dan menyusui.

Seorang siswa sekolah dasar di Depok, Jawa Barat, menikmati makanannya saat peluncuran program makanan gratis, 6 Januari 2025. (Dita Alangkara/AP) Pakar menilai program unggulan Presiden Prabowo Subianto, yakni makan bergizi gratis ( MBG ), berpotensi tidak tepat sasaran apabila diberikan kepada seluruh anak di seluruh pelosok tanah air.

Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Media Wahyudi Askar mengatakan pemerintah tidak perlu memberikan makan bergizi gratis ini kepada seluruh anak di tanah air. Pasalnya, dalam studi yang dilakukan oleh CELIOS, apabila makan bergizi gratis ini diberikan kepada seluruh anak di Indonesia setidaknya ada anggaran negara sebanyak Rp50,72 triliun yang akan dinikmati oleh anak-anak dari keluarga mampu. “Ada total Rp50 triliun (anggaran) MBG itu, yang justru malah dinikmati oleh anak-anak dari keluarga kaya. Sekarang kondisinya begini, masyarakat kaya juga bilang di studi CELIOS bahwa mereka tidak perlu MBG, mereka lebih memilih MBG disalurkan ke masyarakat yang lebih membutuhkan. Karena orang kaya ini memahami bahwa ini sebaiknya bukan untuk mereka. Bahkan ketika anaknya tetap dipaksakan diberikan MBG di sekolah, akhirnya apa yang terjadi? Anak itu bawa makanannya ke rumah terus dikasih ke pembantunya. Artinya ada subsidi yang tidak tepat sasaran dengan skema MBG yang dilakukan oleh pemerintah,” ungkap Media dalam telekonferensi pers di Jakarta, Senin (10/2). Media lebih lanjut mengatakan, dalam analisis studi yang dilakukan oleh pihaknya, pemerintah memiliki dua opsi dalam menjalankan program MBG. Opsi pertama adalah memangkas anggaran negara dan mengalokasikannya secara penuh hanya untuk program MBG yang jumlahnya mencapai Rp400 triliun. Siswa SMP Negeri 12 Cimahi, Jawa Barat, menikmati makan siang pada hari pertama program makan gratis, 6 Januari 2025. (Foto: Timur Matahari/AFP) Jika opsi pertama ini dilakukan, ujar Media, maka negara akan kehilangan kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan bahkan layanan publik. “Belakangan muncul opsi B, yaitu Rp100 triliun untuk MBG dan sisanya untuk program lainnya. Dan dua opsi ini yang direncanakan oleh pemerintah. Tapi kedua opsi ini menurut kami problematik,” jelasnya. CELIOS menyarankan pemerintah untuk menjalankan program MBG dengan skema berorientasi target, yakni memfokuskan program pemberian makan gratis ini kepada anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu seperti keluarga yang tinggal di daerah terpencil dengan penghasilan kurang dari Rp2 juta per bulan, serta balita dan ibu hamil dan menyusui yang membutuhkan nutrisi tambahan.yang luar biasa masif apabila MBG dilakukan untuk semua anak dan kalau kita menyalurkannya lebih tepat sasaran kita punya ruang fiskal yang lebih besar akibat pemangkasan anggaran,” tuturnya.Dalam kesempatan yang sama Peneliti CELIOS Bakhrul Fikri mengatakan, pemangkasan anggaran yang dilakukan oleh Prabowo Subianto lewat Instruksi Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD tahun anggaran 2025 menargetkan penghematan anggaran negara Rp306,7 triliun yang salah satunya akan digunakan untuk membiayai program MBG. Bakhrul memperingatkan kepada pemerintah untuk menggunakan penghematan anggaran ini dengan bijaksana, karena jika tidak berpotensi menimbulkan bencana fiskal baru bagi Indonesia. Menurutnya, jika pemerintah menjalankan program MBG dengan skema berorientasi target maka justru pemerintah hanya butuh tambahan anggaran tidak sampai Rp100 triliun. “Jika betul-betul pemerintah ingin melakukan program MBG agar lebih tepat sasaran, karena aware juga soal fiskal kita hari ini, maka sebetulnya pemerintah hanya butuh tambahan alokasi MBG untuk skemaitu Rp46,93 triliun yang ini terdiri dari beberapa target, ada jumlah anak, biaya harian, biaya tahunan. Sekaligus biaya operasional,” jelasnya. Para siswa sebuah sekolah di Jakarta, duduk di lantai sebelum menyantap makanan mereka saat peluncuran program makanan gratis , Senin, 6 Januari 2025. (Achmad Ibrahim/AP) Dengan begitu kata Bakhrul ada sisa anggaran sebesar Rp259,76 triliun dari target penghematan anggaran pemerintah Rp306,7 triliun yang bisa digeser untuk membiayai program perlindungan sosial lainnya yang tidak kalah penting, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) yang selama ini diketahui tepat sasaran. Selain itu, katanya, penghematan anggaran yang masih ada juga bisa digunakan untuk membayar tunjangan kinerja dosen ASN yang belum dibayarkan, atau untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang saat ini sedang melemah. “Bantuan Subsidi Upah (BSU) bisa digelontorkan lagi untuk menolong angkatan kerja yang kena PHK akhir-akhir ini. Lalu pemerintah juga bisa melakukan subsidi tiket KRL Jabodetabek di mana banyak sekali masyarakat yang menggunakannya,” jelasny

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

voaindonesia /  🏆 15. in İD

MAKAN BERGIZI GRATIS MBG PRESIDEN PRABOWO CELIOS FISKALK

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

10 Siswa Keracunan Usai Makan Program Makan Bergizi Gratis10 Siswa Keracunan Usai Makan Program Makan Bergizi GratisKepala Komunikasi Presiden Hasan Nasbi menanggapi kejadian 10 siswa di SDN 03 Dukuh Sukoharjo yang mengalami keracunan setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, SOP dalam MBG adalah sekolah melaporkan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Puskesmas jika ada kejadian yang tidak diinginkan. Sampel makanan yang disiapkan di SPPG sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan.
Baca lebih lajut »

Kritik Politisi Nasdem ke Program Makan Bergizi Gratis: Banyak Oknum Goreng Ini jadi Gak JelasKritik Politisi Nasdem ke Program Makan Bergizi Gratis: Banyak Oknum Goreng Ini jadi Gak JelasProgram makann bergizi gratis atau MBG, yang menjadi andalan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, diminta dievaluasi. Politisi Partai Nasdem bahkan melayangkan kritik.
Baca lebih lajut »

Politikus Kritik Program Makan Bergizi Gratis, Dorong Pendidikan GratisPolitikus Kritik Program Makan Bergizi Gratis, Dorong Pendidikan GratisAnggota DPD/MPR daerah pemilihan Provinsi Papua Barat Daya Paul Finsen Mayor mengkritik program makan bergizi gratis yang menjadi andalan Presiden Prabowo dan mendesak agar pemerintah memprioritaskan pendidikan gratis dan berkualitas. Menurutnya, masyarakat Papua yang mayoritas penduduknya miskin lebih membutuhkan pendidikan gratis daripada makan bergizi gratis.
Baca lebih lajut »

Makan Bergizi Gratis Dimulai, Deretan Saham Ini Masih TidurMakan Bergizi Gratis Dimulai, Deretan Saham Ini Masih Tidursaham dan sektor diuntungkan dari program makan bergizi gratis/makan siang gratis
Baca lebih lajut »

Makan Bergizi Gratis buat Semua Anak, Prabowo: Nggak Mau, Nggak Apa-apaMakan Bergizi Gratis buat Semua Anak, Prabowo: Nggak Mau, Nggak Apa-apaPresiden Prabowo Subianto memastikan dana program makan bergizi gratis (MBG) cukup memberi makan semua anak Indonesia.
Baca lebih lajut »

Usulan Dana Zakat untuk MBG Asbun, DPD Dinilai Hanya Bikin GaduhUsulan Dana Zakat untuk MBG Asbun, DPD Dinilai Hanya Bikin GaduhKritik tajam wacana menggunakan dana zakat untuk membiayai program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-12 09:18:49