Ketua Fraksi PKB MPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa menegaskan bahwa Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pantas mendapatkan gelar Pahlawan Nasional atas perjuangannya dalam menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional.
Ketua Fraksi PKB MPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa menyatakan bahwa Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pantas mendapat gelar Pahlawan Nasional karena perjuangannya dalam menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional. Keppres Nomor 6 Tahun 2000 yang dikeluarkan Gus Dur mencabut Instruksi Presiden era Presiden Soeharto yang melarang perayaan Imlek .
Kemudian, Presiden Megawati Soekarnoputri melanjutkan kebijakan tersebut dengan menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional. \Neng Eem menjelaskan bahwa perjuangan Gus Dur dalam membolehkan perayaan Imlek mencerminkan semangat pluralisme dan toleransi yang menjadi nilai dasar bangsa Indonesia. Ia menekankan bahwa hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menjamin kebebasan beragama dan beribadat. Selain merehabilitasi perayaan Imlek dan tarian barongsai, Keppres Gus Dur juga menegaskan bahwa istilah pribumi dan nonpribumi sudah tidak relevan lagi dalam konteks bangsa Indonesia. \Fraksi PKB MPR RI saat ini sedang mempersiapkan segala syarat agar Gus Dur mendapatkan pengakuan sebagai Pahlawan Nasional. Neng Eem juga menyinggung pemberian gelar Bapak Tionghoa kepada Gus Dur pada tahun 2004 sebagai bentuk apresiasi atas usahanya mencabut larangan perayaan Imlek. Ia menambahkan, momentum perayaan Imlek hari ini semakin menegaskan bahwa Gus Dur layak diangkat menjadi Pahlawan Nasional, terutama setelah MPR RI pada tanggal 25 September 2024 mencabut TAP MPR RI Nomor II/MPR/2001 tentang Pemberhentian Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia.
GUS DUR PAHLAWAN NASIONAL IMLEK TOLERANSI PLURALISME
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Cak Imin Ajak Masyarakat Kenang Jasa Gus Dur dalam Perayaan Imlek 2025Cak Imin mengajak masyarakat mengenang jasa Gus Dur dalam perayaan Imlek 2025, yang telah membangun persatuan dan kebhinekaan di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Kebijakan Gus Dur:Pluralisme dan Toleransi di IndonesiaBerita ini membahas tentang kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mencabut larangan terhadap budaya Tionghoa di Indonesia pada tahun 2000. Kebijakan ini menunjukkan komitmen Gus Dur terhadap pluralisme dan kesetaraan, serta menjadi simbol toleransi dan persatuan di Indonesia yang beragam.
Baca lebih lajut »
Sejarah Libur Ramadhan Sebulan Penuh Era Gus Dur, Prabowo Pernah JanjiKabarnya tahun ini akan libur Ramadhan selama sebulan seperti era Gus Dur. Nah bagi yang ingin tahun sejarahnya, berikut ini sejarah libur Ramadhan sebulan penuh era Gus Dur.
Baca lebih lajut »
Menteri Pendidikan Abdul Mu'ti dan Warisan Gus Dur: Libur Sekolah Ramadhan di Masa KiniTeks ini membahas perbandingan antara kebijakan libur sekolah Ramadhan di masa Presiden Gus Dur dengan pandangan Menteri Pendidikan Abdul Mu'ti saat ini. Kebijakan Gus Dur yang meliburkan sekolah selama Ramadhan dianggap sebagai langkah untuk memperdalam nilai agama dan karakter, namun dihadapkan pada tantangan di era modern ini. Teks ini juga menelisik esensi dari pendidikan yang seharusnya mencakup aspek akademis dan spiritual.
Baca lebih lajut »
Gus Dur dan Revolusi Inklusifitas bagi Masyarakat TionghoaArtikel ini membahas bagaimana Presiden keempat RI, Abdurahman Wahid alias Gus Dur, berperan dalam merevolusi kehidupan masyarakat Tionghoa di Indonesia. Pembahasan mencakup sejarah diskriminasi terhadap mereka, pencabutan Inpres Nomor 14 tahun 1967, penetapan Hari Raya Imlek sebagai hari libur nasional, serta konsep kebangsaan Gus Dur yang menentang pemisahan pribumi dan non pribumi.
Baca lebih lajut »
Gus Dur, Bapak Tionghoa Indonesia yang Cabut Larangan Perayaan ImlekSetelah masa reformasi, Tahun Baru China atau Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional. Ternyata begini sejarah dan kaitannya dengan Gus Dur.
Baca lebih lajut »