Minyak jelantah dapat memicu kolesterol tinggi dan merusak lingkungan. RS Pelni memperkenalkan UCOllect Box sebagai solusi untuk mengelola minyak bekas dengan cara yang aman dan ramah lingkungan.
Minyak jelantah, atau minyak goreng yang digunakan berulang kali, memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Menurut Direktur Utama PT RS PELNI, Ary Setyo Nugroho, MPH,'Penggunaan minyak berulang dalam mengolah makanan dapat mempengaruhi kesehatan seperti kolesterol tinggi , penyakit jantung, hingga penyakit degeneratif seperti tumor dan kanker.'
Selain ancaman kesehatan, minyak jelantah juga menjadi masalah lingkungan. Jika tidak dikelola dengan baik, Ary, mengatakan, minyak ini dapat mencemari tanah, menyumbat saluran air, dan merusak ekosistem perairan. Hal ini menjadi masalah besar, mengingat Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait masalah kesehatan dan lingkungan.
Dalam acara peluncuran yang berlangsung di RS Pelni, Ary, mengatakan,'Peluncuran UCOllect Box di lingkungan RS Pelni sejalan dengan komitmen kami untuk tidak hanya menjaga kesehatan pasien, tapi juga memastikan bahwa RS Pelni berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.'Manfaat UCOllect Box bagi Kesehatan dan LingkunganKeberadaan UCOllect Box membawa berbagai manfaat, di antaranya:Mendorong masyarakat untuk mendaur ulang minyak jelantah.
Inisiatif ini diharapkan dapat memperkenalkan solusi ramah lingkungan dan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.
Kolesterol Tinggi Bahaya Minyak Jelantah Minyak Jelantah Bisa Jadi Apa Minyak Jelantah Bisa Didaur Ulang Menjadi Apa Minyak Jelantah Daur Ulang Ucollect Box RS Pelni
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Begini Cara Jual Minyak Jelantah Rp 6.000/Liter di SPBU PertaminaMasyarakat kini bisa menukarkan minyak jelantah melalui program pengumpulan minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO).
Baca lebih lajut »
Pertamina Kolaborasi dengan Bank Sampah untuk Pengolahan Minyak JelantahPT Pertamina (Persero) akan bermitra dengan bank sampah untuk membentuk ekosistem pengumpulan limbah minyak jelantah yang dapat diolah menjadi bahan baku sustainable aviation fuel (SAF). Pertamina melihat potensi besar minyak jelantah di Indonesia dengan konsumsi minyak goreng mencapai 9 juta ton per tahun yang berpotensi menghasilkan 1 hingga 3 juta ton minyak jelantah. Selain bank sampah, Pertamina juga telah memulai pengumpulan minyak jelantah dari masyarakat melalui PT Pertamina Patra Niaga yang bekerja sama dengan Noovoleum.
Baca lebih lajut »
Pertamina Kembangkan Green Refinery Cilacap untuk Mengolah Minyak Jelantah menjadi Bahan BakarPT Pertamina (Persero) mengembangkan proyek Green Refinery Cilacap yang akan mengolah minyak jelantah menjadi bahan bakar ramah lingkungan.
Baca lebih lajut »
KPI Raih Sertifikasi ISCC untuk Produksi SAF dari Minyak JelantahKilang Pertamina Internasional (KPI) meraih sertifikasi ISCC Corsia dan EU untuk memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari minyak jelantah. Sertifikat ini menunjukkan kemampuan KPI dalam memproduksi SAF ramah lingkungan yang memenuhi persyaratan internasional.
Baca lebih lajut »
Pertamina Gandeng Masyarakat untuk Mengelola Limbah Minyak JelantahPT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga meluncurkan program pengumpulan limbah minyak jelantah (UCO) dari rumah tangga di sejumlah SPBU dan rumah sakit IHC Pertamina. Program ini menerapkan prinsip ekonomi sirkular, dimana UCO akan diolah menjadi biofuel seperti HVO. Masyarakat yang berpartisipasi akan mendapatkan rewards berupa saldo e-wallet dan berkesempatan mendapat evoucher MyPertamina.
Baca lebih lajut »
Pertamina Luncurkan Program Green Movement UCO untuk Mengumpulkan Minyak JelantahPertamina Patra Niaga berkolaborasi dengan UCOllect meluncurkan program Green Movement UCO, sebuah inisiatif untuk menggalakkan pengumpulan minyak jelantah. Program ini menawarkan insentif berupa saldo e-wallet UCollect untuk setiap partisipan yang berkontribusi dalam program ini.
Baca lebih lajut »