Menyusuri Lorong Waktu Perjalanan Tapol 65 di Kamp Buru

Pulau Buru Berita

Menyusuri Lorong Waktu Perjalanan Tapol 65 di Kamp Buru
Jejak SejarahTahanan PolitikX-Hide-Give-Me-Perspective
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 193 sec. here
  • 9 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 94%
  • Publisher: 70%

Tugu dan bangunan ini masih bisa dijumpai apabila berkunjung ke Kabupaten Buru, Maluku. Hanya beberapa memang tidak lagi terawat dan digerogoti ilalang.

Meski hujan dan panas bergantian datang, aktivitas di Pasar Namlea, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, tetap padat pada Sabtu siang itu. Penjual dan pembeli meramaikan jalanan pasar yang hanya selebar 4 meter.

”Awalnya, pelayanan di Buru dimulai ordo Serikat Jesuit . Sejak tahun 1990-an awal dilanjutkan kongregasi Misionaris Hati Kudus Yesus ,” ucap Pastor Martin di Buru, Maluku, Sabtu. Pramoedya dalam catatannya menyebut, Romo Ruffing SJ menjadi orang yang membawakan titipan-titipan istrinya ke barak Unit III, tempat Pramoedya tinggal. Seusai Ruffing keluar dari Indonesia, pelayanan dilanjutkan Romo Alexander Dirjasusanta SJ, orang yang sering membawa kertas dan peralatan tulis bagi para tapol salah satunya Pramoedya Ananta Toer. Beberapa tulisan Pramoedya juga banyak diselamatkan Romo Alex yang melayani di Buru pada tahun 1976-1978.

terbitan Lentera . Pramoedya menyebut, tapol-tapol yang dinilai ekstrem akan ”di-jikukecil-kan”. Dijikukecilkan berarti menyerahkan takdir ke tangan para peleton pengawal . Bahkan, dalam perjalanan menuju Jiku Kecil, mereka sudah menderita dengan berbagai hantaman dari tonwal.Papan yang berisikan larangan aktivitas di Pantai Jiku Kecil yang terpasang di sisi jalan Desa Jiku Kecil, Kecamatan Namlea, Kabupaten Buru, Maluku, Sabtu .

Kamp lalu ditutup dan dipindahkan ke Teluk Kaiely, nama kamp berganti menjadi Unit Ancol. Fungsinya tetap sama, tempat penyiksaan para tapol. Di bawahnya tertulis: ”TELAH GUGUR DI TEMPAT INI PELDA PANITA UMAR PRAJURIT SAPTA MARGAIS KODAM XV PATTIMURA, PADA TANGGAL: 6 OKTOBER 1972, JAM: 13.00 WIT. DIDALAM MENJALANKAN TUGAS DEMI PENGABDIANNYA KEPADA KEMAKMURAN DAN KELURUHAN PANCASILATugu peringatan gugurnya Pelda Panita Umar yang berdiri di Desa Wanakarta, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru, Maluku, Sabtu .

Jejak pembangunannya terlihat dari satu lapangan bola yang kini bernama Lapangan Gelanggang Taruna, dan sebuah gedung kesenian tanpa jendela dan pintu bernama Gedung Graha Buana. Sejumlah rumah kayu yang menjadi bekas tempat tinggal juga masih berdiri, tapi banyak tak berpenghuni lagi.Anak-anak yang berbaris di Lapangan Gelanggang Taruna, Unit IV/Desa Savanajaya, Kabupaten Buru, Maluku, sekitar akhir 1970.

Meski hujan dan panas bergantian datang, aktivitas di Pasar Namlea, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, tetap padat pada Sabtu siang itu. Penjual dan pembeli meramaikan jalanan pasar yang hanya selebar 4 meter. ”Awalnya, pelayanan di Buru dimulai ordo Serikat Jesuit . Sejak tahun 1990-an awal dilanjutkan kongregasi Misionaris Hati Kudus Yesus ,” ucap Pastor Martin di Buru, Maluku, Sabtu.

Pramoedya dalam catatannya menyebut, Romo Ruffing SJ menjadi orang yang membawakan titipan-titipan istrinya ke barak Unit III, tempat Pramoedya tinggal. Seusai Ruffing keluar dari Indonesia, pelayanan dilanjutkan Romo Alexander Dirjasusanta SJ, orang yang sering membawa kertas dan peralatan tulis bagi para tapol salah satunya Pramoedya Ananta Toer. Beberapa tulisan Pramoedya juga banyak diselamatkan Romo Alex yang melayani di Buru pada tahun 1976-1978.

terbitan Lentera . Pramoedya menyebut, tapol-tapol yang dinilai ekstrem akan ”di-jikukecil-kan”. Dijikukecilkan berarti menyerahkan takdir ke tangan para peleton pengawal . Bahkan, dalam perjalanan menuju Jiku Kecil, mereka sudah menderita dengan berbagai hantaman dari tonwal.Papan yang berisikan larangan aktivitas di Pantai Jiku Kecil yang terpasang di sisi jalan Desa Jiku Kecil, Kecamatan Namlea, Kabupaten Buru, Maluku, Sabtu .

Kamp lalu ditutup dan dipindahkan ke Teluk Kaiely, nama kamp berganti menjadi Unit Ancol. Fungsinya tetap sama, tempat penyiksaan para tapol. Di bawahnya tertulis: ”TELAH GUGUR DI TEMPAT INI PELDA PANITA UMAR PRAJURIT SAPTA MARGAIS KODAM XV PATTIMURA, PADA TANGGAL: 6 OKTOBER 1972, JAM: 13.00 WIT. DIDALAM MENJALANKAN TUGAS DEMI PENGABDIANNYA KEPADA KEMAKMURAN DAN KELURUHAN PANCASILATugu peringatan gugurnya Pelda Panita Umar yang berdiri di Desa Wanakarta, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru, Maluku, Sabtu .

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Jejak Sejarah Tahanan Politik X-Hide-Give-Me-Perspective Utama

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Sebutan Buat Penumpang yang Buru-buru Antre di Lorong setelah Pesawat MendaratSebutan Buat Penumpang yang Buru-buru Antre di Lorong setelah Pesawat MendaratJulukan baru untuk penumpang yang buru-buru antre keluar pesawat ramai dibicarakan di media sosial
Baca lebih lajut »

Menyusuri Lorong Gelap ”Kampung Rusia” di BaliMenyusuri Lorong Gelap ”Kampung Rusia” di BaliBeberapa turis asing dijumpai di lorong gelap itu. Mereka berbahasa Rusia.
Baca lebih lajut »

Tips Rawat Mobil Tetap Prima Pasca Liburan, Tanpa Harus Buru-buru ke Bengkel ResmiTips Rawat Mobil Tetap Prima Pasca Liburan, Tanpa Harus Buru-buru ke Bengkel ResmiTips Rawat Mobil Tanpa Harus Buru-buru ke Bengkel Resmi
Baca lebih lajut »

6 Spot Seru Foto Bareng Seventeen di 'Carat Station Jakarta', Ada Merchandise Gratis6 Spot Seru Foto Bareng Seventeen di 'Carat Station Jakarta', Ada Merchandise GratisJangan pulang buru-buru sebab Carat akan mendapat merchandise
Baca lebih lajut »

Ramai Corat-coret 'Adili Jokowi' di Surabaya, Satpol PP Buru-buru MenghapusRamai Corat-coret 'Adili Jokowi' di Surabaya, Satpol PP Buru-buru MenghapusAksi corat-coret dengan kalimat 'Adili Jokowi' banyak ditemukan di tembok beberapa titik di Kota Surabaya, Jawa Timur. Satpol PP Kota Surabaya langsung menghapus-hapusnya
Baca lebih lajut »

Nelayan Buru-Buru Cabut Bambu Bekas Budidaya Kerang Hijau, Khawatir Isu Miring Pagar LautNelayan Buru-Buru Cabut Bambu Bekas Budidaya Kerang Hijau, Khawatir Isu Miring Pagar LautBarisan bambu bekas budidaya kerang hijau dan rumput laut di pesisir pantai Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten, di cabuti oleh nelayan, usai ramainya pemberitaan pagar laut di Kabupaten Tangerang
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-12 18:12:31