Menjelang Lockdown, Jumlah Kasus COVID-19 di Malaysia Turun 2000 TempoDunia
TEMPO.CO, Jakarta - dari angka sebelumnya, 9.020, menjadi 6.999 kasus per Ahad ini. Pemerintah Malaysia berharap tren tersebut berlanjut seiring dengan diterapkannya lockdown nasional per 1 Juni nanti. Lockdown, seperti kata PM Muhyiddin Yasin pada Jumat kemarin, akan berlangsung selama dua pekan, hingga 14 Juni. Selama periode itu, hanya layanan-layanan esensial atau yang masuk dalam daftar kelonggaran saja yang boleh beroperasi.
[REUTERS / Lim Huey Teng] 'Kami juga akan melatih dokter umum untuk memberikan vaksin COVID-19. Hal itu mengingat beberapa vaksin membutuhkan penanganan dan penyimpanan khusus,' ujar Jamaluddin, Ahad, 30 Mei 2021. Jamaluddin menjelaskan, langkah-langkah tersebut diambil pemerintah karena jumlah vaksin yang akan diterima kian banyak. Oleh karenanya, menurut ia, sudah sewajarnya frekuensi pemberian vaksin ditingkatkan termasuk dengan melibatkan pihak swasta.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19, Satgas Covid-19 Sebut Masjid Bisa Jadi Tempat IsolasiJuru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan penggunaan masjid sebagai tempat isolasi darurat pasien COVID-19 dapat diperkenankan.
Baca lebih lajut »
Babel Kembali Masuk 10 Besar Secara Nasional Dari Penambahan Jumlah Kasus Covid-19 - Bangka PosMeningkatnya mobilitas dan kegiatan berkerumun masyarakat di tempat-tempat keramaian dan fasilitas publik. Dengan melalaikan dan mengabaikan prokes
Baca lebih lajut »
Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Malaysia Berlakukan Lockdown Total Mulai Pekan DepanMuhyiddin mengatakan penguncian total dari 1 hingga 14 Juni untuk semua bidang sosial dan ekonomi, dan hanya sektor layanan dan ekonomi penting yang tetap buka....
Baca lebih lajut »
Ada 9.020 Kasus Baru Covid-19 di MalaysiaLaporan pada Sabtu, 29 Mei 2021, ada 9,020 kasus positif Covid-19 di Malaysia sehingga mendorong negara itu kembali lockdown.
Baca lebih lajut »