Dengan memahami berbagai faktor penyebab rendahnya angka penyintas kanker, diharapkan masyarakat lebih sadar akan pentingnya deteksi dini, akses layanan kesehatan.
Angka penyintas kanker di Indonesia masih rendah karena berbagai faktor yang saling terkait. Salah satu penyebab utama adalah rendahnya deteksi dini, dengan lebih dari 70 persen kasus baru terdiagnosis pada stadium lanjut.
Deteksi dini merupakan salah satu faktor kunci dalam meningkatkan angka kesintasan kanker. Namun, di Indonesia, lebih dari 70 persen kasus kanker baru terdeteksi pada stadium lanjut. Ketersediaan rumah sakit dengan layanan onkologi juga masih terbatas. Bahkan, di beberapa daerah, belum tersedia fasilitas kanker yang lengkap. Pasien di wilayah terpencil sering kali harus berjuang mencari rumah sakit rujukan dengan fasilitas memadai. Ditambah lagi, antrean panjang di rumah sakit rujukan kerap memperlambat dimulainya terapi kanker yang seharusnya dilakukan secepat mungkin.
Selain itu, kanker bukan hanya menghabiskan biaya untuk pengobatan, tetapi juga menyebabkan beban ekonomi bagi pasien dan keluarganya. Banyak pasien kehilangan pekerjaan karena kondisi kesehatan mereka, sementara anggota keluarga yang merawat mereka juga terpaksa mengurangi aktivitas kerja. Akibatnya, dampak ekonomi dari kanker menjadi semakin berat.
Dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat berperan dalam proses pemulihan pasien kanker. Sayangnya, stigma terhadap kanker masih ada di sebagian masyarakat, sehingga beberapa pasien merasa malu atau enggan membagikan kondisi mereka. Akibatnya, mereka bisa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan dukungan moral dan finansial yang dibutuhkan.Warga mencukur gundul rambutnya dalam peringatan Hari Kanker Anak Internasional di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin .
Di sisi lain, faktor psikologis seperti stres dan stigma sosial membuat beberapa pasien enggan mencari bantuan atau bahkan menghentikan pengobatan lebih awal. Oleh karena itu, upaya peningkatan deteksi dini, penyediaan layanan kesehatan yang merata, serta dukungan sosial yang lebih kuat sangat diperlukan untuk meningkatkan angka kesintasan kanker di Indonesia.
Di Indonesia, layanan kesehatan untuk kanker masih terkonsentrasi di kota-kota besar. Banyak daerah, terutama di luar Pulau Jawa, tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk mendeteksi dan menangani kanker. Ketimpangan ini mengakibatkan banyak pasien harus melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan perawatan, yang sering kali menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
Meskipun BPJS Kesehatan menanggung sebagian besar biaya perawatan kanker, pasien masih harus menghadapi kendala dalam memperoleh obat-obatan tertentu yang tidak sepenuhnya dibiayai. Beberapa jenis terapi kanker terbaru, seperti imunoterapi dan terapi target, juga belum banyak tersedia di Indonesia, atau hanya tersedia di rumah sakit tertentu dengan biaya sangat mahal.Aktivitas di Rumah Pejuang Kanker Ambu di Kota Bandung, Jawa Barat, 26 September 2022.
Lawan Kanker Kesehatan Masyarakat Layanan Kesehatan Sdgs SDG03-Kehidupan Sehat Dan Sejahtera
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pendiri YKAKI Harapkan Kemudahan Pengobatan bagi Penderita KankerAniza Mardi Santosa, pendiri Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI), berharap pasien kanker, termasuk penderita kanker anak, selalu diberi kemudahan dalam proses pengobatan dan memperoleh kesembuhan. YKAKI, yang berlokasi di Jakarta Pusat, menyediakan fasilitas rumah singgah dan pendidikan formal bagi pasien kanker anak selama menjalani pengobatan. Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Aksi Nasional untuk penanganan empat kanker prioritas, meliputi eliminasi kanker leher rahim serta menurunkan keparahan kanker payudara, kanker paru, kanker usus, dan kanker-kanker lain.
Baca lebih lajut »
Risiko Kanker pada Wanita di Bawah 50 Tahun MeningkatPenelitian terbaru menunjukkan wanita di bawah usia 50 tahun memiliki risiko 82 persen lebih tinggi terkena kanker dibandingkan pria. Laporan American Cancer Society mencatat peningkatan signifikan insiden kanker pada wanita muda sejak tahun 2002. Faktor risiko seperti kelebihan berat badan, keterlambatan melahirkan, dan memiliki lebih sedikit anak diduga berkontribusi pada tren ini. Selain kanker payudara, angka kematian akibat kanker rahim dan kolorektal juga meningkat. Ahli epidemiologi menyarankan langkah preventif seperti pola hidup sehat, pemeriksaan dini, dan kesadaran akan faktor risiko untuk menekan angka kejadian kanker.
Baca lebih lajut »
Kondisi Kate Middleton Kini Remisi Kanker, Apa Beda dengan Bebas Kanker?Apa itu kondisi remisi kanker seperti yang diumumkan Kate Middleton dan bedanya dengan bebas kanker? Berikut penjelasan dokter.
Baca lebih lajut »
Penurunan Angka Kemiskinan di Sumatera Utara Mencatat Angka TertinggiBerita ini melaporkan penurunan angka kemiskinan yang signifikan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada September 2024, dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini dipandang sebagai keberhasilan yang dicapai melalui kerjasama berbagai pihak dan program-program serentak.
Baca lebih lajut »
Hari Kanker Sedunia: Kisah dua perempuan Indonesia terkena kanker payudara pada usia 20-an tahunAdeline dan Claudia harus berjuang melawan sel kanker yang berbahaya di usia 20-an. Serangkaian pengobatan dan operasi harus mereka jalani. Mengapa mereka bisa terkena kanker di usia yang begitu muda?
Baca lebih lajut »
Lebih dari 38.000 Anak Palestina Jadi Yatim Akibat Perang di GazaAngka-angka ini mencerminkan sejauh mana penderitaan yang dialami oleh rakyat Gaza
Baca lebih lajut »