Neraca perdagangan Indonesia dengan China masih defisit
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia periode Juni 2019 tercatat surplus sebesar USD 0,2 miliar. Meski surplus, ekspor Indonesia juga harus terus digenjot dengan memanfaatkan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Wakil ketua Komisi VI Inas Nasrullah Zubir mengatakan Indoensia harus meningkatkan ekspor produksi lantaran banyak yang berpontensi. Jadi, Indonesia jangan ekspor lagi barang mentah melainkan sudah siap pakai. Oleh karena itu, Inas menyarankan Mendag pergi ke China untuk melakukan lobi dan mengetahui apa yang dibutuhkan di sana. Apalagi, kata dia, tenaga kerja di China sangat mahal.
Kepergian Mendag ke China nantinya juga diharapkan mendapatkan kabar positif. Sehingga kerja sama ekspor Indonesia ke China terus meningkat untuk memperbaiki neraca perdagangan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pemerintah Lobi China Ganti Minyak Kedelai dengan CPO RIMenko Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan pemerintah tengah melobi China agar mengganti penggunaan minyak kedelai dengan CPO asal RI
Baca lebih lajut »
Indomie Kuasai 90% Pasar Turki, Mendag TerkesanProduk mi instan Indomie saat ini telah tersebar di 81 provinsi di Turki.
Baca lebih lajut »
Mendag Enggartiasto Dipanggil KPK di Kasus Bowo Sidik Kamis BesokEnggartiasto awalnya dipanggil sebagai saksi dalam kasus ini pada Selasa (2/7). Namun, saat itu Enggartiasto tak hadir hingga pemeriksaannya dijadwalkan ulang. KPK Enggartiasto
Baca lebih lajut »
Kamis, KPK Jadwalkan Pemanggilan Mendag Enggartiasto LukitaFebri menambahkan, mengacu pada surat yang disampaikan ke KPK, Enggar bersedia hadir pada besok Kamis.
Baca lebih lajut »
Saudi dan 36 Negara Dukung Tindakan China Atas Muslim UighurSaudi, Rusia, dan 35 negara lain menulis surat dukungan untuk China kepada PBB.
Baca lebih lajut »
Dua Universitas Australia Diduga Terkait Pelanggaran HAM di ChinaAplikasi digunakan tentara China untuk melacak dan menahan Muslim Uighur di Xinjiang.
Baca lebih lajut »