Sejumlah driver ojek online di Makassar terpaksa pulang dengan tangan hampa karena mendapatkan teror fiktif.
ojek online terpaksa pulang dengan tangan hampa karena mendapatkan teror fiktif.
Kejadian itu bermula saat salah seorang pria di Makassar, Sulawesi Selatan , Adrian , terkejut ketika dua orangojol secara bergantian membawa makanan ke rumahnya. Padahal Adiran sama sekali tidak pernah memesan makanan tersebut. "Iya kebetulan saya lagi di rumah Pak tiba-tiba ojol langsung datang ke rumah ketuk-ketuk pintu. Saya kaget tiba-tiba dapat orderan makanan," ujar Adrian kepada
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
5 Cara Mengatasi Susah Tidur Selama Pandemi CoronaMasalah susah tidur dihadapi banyak orang di tengah pandemi virus corona. Cara mengatasi susah tidur yang tepat dapat memperbaiki kualitas hidup.
Baca lebih lajut »
Puisi Komedi di Masa PandemiPentas sastra puisidirumahsaja kali ini bertema ‘Panggung Puisi Komedi.’
Baca lebih lajut »
Hamil Trimester Awal di Masa Pandemi Corona, Apa yang Harus Dilakukan?Hamil di tengah pandemi Covid-19 tentunya merupakan hal yang menantang karena dikelilingi banyak ketidakpastian.
Baca lebih lajut »
Insentif Pemberdayaan Ekonomi Penting di Masa PandemiPemerintah daerah harus berani membeli produk dari rakyat untuk kemudian didistribusikan secara proporsional melalui aktivitas operasi pasar murah.
Baca lebih lajut »
MUI: Jadikan Rumah sebagai Poros Aktivitas Ibadah Ramadan di Masa Pandemi Covid-19Sepuluh hari jelang bulan suci Ramadhan pandemi Covid-19 masih harus diwaspadai. Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni’am imbau masyarakat muslim untuk menjadikan rumah sebagai poros aktivitas ibadah.
Baca lebih lajut »
Ingat, Polisi Harus Ungkap Otak Skenario Rusuh di Masa Pandemi CoronaKetua Komisi III DPR Herman Herry mengapresiasi kesigapan Polri mengungkap skenario kelompok Anarko yang berencana melakukan vandalisme dan penjarahan di tengah pandemi COVID-19. KelompokAnarko
Baca lebih lajut »