Etnis Tionghoa di Ambon hidup berdampingan dan kawin mawin dengan penduduk lokal. Keberadaan klenteng Suarna Giri Tirta menjadi pemersatu bagi masyarakat Tionghoa di daerah ini.
Minggu, 2 Februari 2025 13:36 WIB Ambon - Etnis Tionghoa mengenal konsepyang menekankan bahwa semua manusia adalah bersaudara dan memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai kebahagiaan dan keharmonisan.dan diterima di tengah budaya Indonesia yang beragam, tak terkecuali di Ambon , Maluku .yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Maluku . Kedua konsep itu sama-sama menekankan persaudaraan dan kekeluargaan satu sama lain.
Dengan landasan filosofis hidup yang seirama itu, maka tak mengherankan jika sebanyak lebih dari 40.000 orang Tionghoa di seluruh Maluku kini hidup berdampingan bahkan kawin-mawin dengan penduduk wilayah yang berjuluk bumi raja-raja ini. Eksistensi etnis Tionghoa di Maluku semakin diperkuat dengan berdirinya sebuah klenteng atau rumah pemujaan bagi masyarakat Tionghoa di dataran tinggi Pulau Ambon. Suarna Giri Tirta namanya, tempat pemujaan dewa/dewi kepercayaan masyarakat Tionghoa di Maluku.
Setiap perayaan Imlek, klenteng ini selalu dikunjungi oleh masyarakat etnis Tionghoa di sekitaran Pulau Ambon. Tak banyak klenteng yang berdiri di Ambon, tetapi karena itu, keberadaan Suarna Giri Tirta justru menjadi pemersatu bagi Masyarakat Tionghoa di daerah ini. “Ini adalah budaya orang Tionghoa, siapapun yang merasa memiliki darah keturunan Tionghoa boleh melakukan pemujaan di sini,” kata Ketua Walubi sekaligus tetua masyarakat Tionghoa Maluku, Welhelmus Jauwerissa.
Tionghoa Ambon Maluku Klenteng Suarna Giri Tirta
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Mitos Kekayaan Tionghoa: Jejak Kolonialisme dan 'Modal Nikah dengan Modal'Teks ini membahas tentang stereotip masyarakat Indonesia yang menganggap semua orang Tionghoa kaya raya dan mengkaji akar permasalahan tersebut. Ternyata, stereotip ini bermula dari kebijakan kolonial yang membatasi pergerakan dan kehidupan orang Tionghoa, memaksakan mereka untuk berkelompok dan fokus pada kegiatan ekonomi. Kebijakan ini secara tidak langsung memicu lahirnya solidaritas dan modal baru di kalangan pedagang Tionghoa, yang berkontribusi pada kesuksesan mereka di masa selanjutnya. Namun, Ong Hok Ham, seorang ahli sejarah ekonomi, menyatakan bahwa kesuksesan Tionghoa bukan semata-mata karena kerja keras dan hidup hemat, melainkan juga karena faktor sejarah dan sistem ekonomi yang mendukung.
Baca lebih lajut »
Hai Pin dan Acong Chinese Food: Kuliner Tionghoa Lezat dan Terjangkau di Gading SerpongHai Pin Chinese Resto dan Acong Chinese Food menawarkan beragam menu Tionghoa lezat dengan harga terjangkau di Gading Serpong, Tangerang.
Baca lebih lajut »
Hujan Imlek: Pertanda Baik Bagi Masyarakat TionghoaTahun Baru Imlek 2576 jatuh pada 29 Januari 2025. Masyarakat Tionghoa meyakini hujan saat Imlek sebagai pertanda keberkahan dan rezeki yang berlimpah. Hujan juga dikaitkan dengan keberuntungan sepanjang tahun dan menjadi ciri khas hari Imlek.
Baca lebih lajut »
KPU Bali Tetapkan Koster-Giri Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali TerpilihKPU Bali hari ini menetapkan pasangan Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terpilih hasil Pilkada 2024. Penetapan akan dilakukan di Trans Hotel, Seminyak Kuta-Badung.
Baca lebih lajut »
Wayan Koster dan Giri Prasta Resmi Jadi Gubernur dan Wagub BaliPasangan nomor urut dua di Pilkada 2024 di Provinsi Bali itu meraih suara sebanyak 1.413.604 atau 61,46 persen dari total suara sah.
Baca lebih lajut »
Misi Meluruskan Sejarah TionghoaAsvi Warman Adam tak henti menyuarakan pelurusan sejarah orang-orang yang tertindas seperti kesetaraan etnis Tionghoa.
Baca lebih lajut »