Finlandia berulang kali memuncaki daftar negara paling bahagia di dunia. Pencapaian itu dianggap ironi karena muda-mudi di sana kerap depresi.
Budaya negerinya yang mendukung orang-orang untuk bisa menghabiskan waktu sendirian ataupun bersama teman menjadi sesuatu yang amat ia hargai, demikian juga alam Finlandia yang melimpah dan tingkat pengangguran yang rendah.
Beberapa bahkan meyakini bahwa citra itu justru semakin membuat warga Finlandia sulit mengenali dan mengakui adanya gejala-gejala depresi dan mencari pertolongan. Penelitian nasional mendalam terkait depresi di Finlandia terakhir kali dilakukan tahun 2011, namun organisasi nirlaba Mieli memperkirakan sekitar 20% penduduk berusia di bawah 30 tahun telah mengalami gejala depresi hingga tahun lalu.
Meski angka pengangguran nasional rendah, jumlahnya paling banyak terdapat pada kelompok usia muda. Sekitar 12,5% warga usia 15-19 tahun merupakan pengangguran hingga akhir tahun 2018. Angka itu merupakan yang tertinggi di kalangan negara Nordik dan berada di atas angka rata-rata Uni Eropa, yaitu 11,5%.Meski menempati posisi tertinggi dalam peringkat negara paling bahagia di dunia, tingkat penyalahgunaan narkoba dan angka bunuh diri Finlandia berada di atas rata-rata negara Eropa lainnya.
Menurutnya, media sosial mungkin juga berdampak pada kesehatan mental anak muda Finlandia dan negara lainnya. Mertanen berkata, sangat mungkin citra Finlandia sebagai tempat di mana orang-orang diperkirakan merasa puas dengan hidup mereka justru memperburuk dampak negatif tren global itu terhadap anak-anak muda Finlandia, yang tidak merasa pengalaman mereka sesuai dengan stereotip itu.
"Anda benar-benar merasa bahwa Anda sebaiknya bersenang-senang dan menikmati segala kesempatan yang ada ketika masih muda. Masyarakat pun memberi penilaian itu tentang Anda." "Ketika saya sendiri jatuh sakit , semuanya baik-baik saja dalam hidup saya. Saya sedang menikmati sekolah. Saya menyukai hobi-hobi saya. Saya sudah punya pacar. Tidak ada yang salah dengan hidup saya. Tapi tetap saja, saya jatuh sakit," jelasnya.Kebanyakan ahli kesehatan mental sepakat bahwa berbagai tabu yang menyelimuti penyakit depresi dan kegelisahan mulai luntur di Finlandia, terutama semenjak adanya gerakan nasional antibunuh diri.
"Ini bukan cuma masalah stereotip," kata Jonne Juntura, mengomentari reputasi orang Finlandia yang irit dalam berkomunikasi. Warga di negara-negara itu pun tidak semestinya tak mampu secara finansial untuk membiayai penanganan medis itu. Perangkat yang semakin populer belakangan adalah platform online bernama Mental Health Hub, yang dibuat oleh Profesor Grigori Joffe dan Dr Matti Holi dari rumah sakit Helsinki University Central.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Menang 8 Kali Beruntun, Liverpool Tak Boleh Ulangi Kisah 1990-1991Kemenangan ke-8 diraih saat Liverpool menang 2-1 atas Leicester City di Stadion Anfield, Sabtu (5/10/2019).
Baca lebih lajut »
Kisah Tergusurnya Roemah Tawon Tempat Belajar Anak Jalanan karena Pembangunan Jalan TolMereka terusir karena tanah tersebut akan digunakan sebagai lokasi pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).
Baca lebih lajut »
Kisah Misterius Pulau Paling Selatan IndonesiaMungkin kamu belum pernah dengar tentang Pulau Ndana. Pulau paling selatan Indonesia yang begitu indah namun juga punya banyak kisah misteri. Mau tau? NTT Rote via detikTravel
Baca lebih lajut »
Kisah Pilu PNS Papua yang Terpaksa Pulang KampungIa bercerita situasi mencekam setiap hari selama kerusuhan di Wamena.
Baca lebih lajut »
Kisah Petugas PPSU Atasi Tawuran di Duri Pulo dan Diundang ke Seoul'Saya diminta tolong sama pak lurah untuk buat website untuk publikasi kegiatan kelurahan. Saya sebenarnya enggak bisa, orang saya lulusan SMP....'
Baca lebih lajut »