Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memastikan kebijakan negaranya untuk mengembangkan lebih lanjut kekuatan nuklir mereka, seraya menuduh AS sebagai dalang ...
Arsip foto - Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat mereka bertemu di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, di Panmunjom, Korea Selatan . ANTARA/KCNA/aa.
Pernyataan tersebut disampaikan Kim saat berpidato di Kementerian Pertahanan Nasional dalam rangka peringatan 77 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea, menurut KCNA. Ini menyebabkan "struktur konflik baru," yang menimbulkan tantangan serius bagi Korea Utara, katanya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Donald Trump Jadi Presiden Lagi, Kim Jong-un Pasti Sangat HappyJPNN.com : Presiden AS Donald Trump mengaku sangat akrab dengan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un.
Baca lebih lajut »
Zelenskyy Tawarkan pada Kim Jong Un Pertukaran Tentara Korut dengan Tawanan Ukraina di RusiaPresiden Ukraina Zelenskyy memberi penawaran pada Pemimpin Korut Kim Jong Un: tentara Korut yang ditahan di Kyiv untuk ditukar tentara Ukraina yang ditahan Rusia.
Baca lebih lajut »
Peringati Hari Jadi Tentara Korut, Kim Jong Un Kecam Kemitraan Amerika-Korsel-JepangKim juga menegaskan kembali bahwa Korea Utara “akan selalu mendukung dan mendorong militer dan rakyat Rusia untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan integritas wilayah mereka.”
Baca lebih lajut »
Pembenaran Kim Jong-Un Terus Genjot Pengembangan Nuklir, Tuduh AS di Belakang Pertikaian DuniaPemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengungkapkan pembenaran sehingga ia terus menggenjot pengembangan nuklir negaranya.
Baca lebih lajut »
Korea Utara Uji Coba Rudal Jelajah StrategisPemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertekad melanjutkan upaya memperkuat militer.
Baca lebih lajut »
Kim Jong Un Tegaskan Program Nuklir Korea Utara Akan Berlanjut Tanpa BatasKim Jong Un tegaskan program nuklir Korut lanjut tanpa batas & tandai 2025 krusial. Trump isyaratkan diplomasi baru, tapi Korut butuh pelonggaran sanksi.
Baca lebih lajut »