Alasan bagi kedua negara itu memang masih erat kaitannya dengan invasi Rusia ke Ukraina.
ATP berkenaan dengan laga di Wimbledon menyebut bekerja sama dengan Asosiasi Tenis Lapangan Inggris untuk tidak menempatkan petenis asal Rusia dan Belarusia berlaga.
"ATP juga sudah berkonsultasi dengan Dewan Pemain dan Dewan Turnamen untuk pelarangan bagi petenis Rusia dan Belarusia," kata pernyataan ATP.Badan-badan intelijen Barat dan pasukan khusus juga telah melatih rekan-rekan Ukraina selama bertahun-tahun.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Rusia Tuding Memburuknya Krisis Pangan Global Saat Ini Akibat Ulah Negara G7 yang Mengisolasi RusiaRusia, Senin (16/5/2022), mengatakan krisis pangan global saat ini adalah akibat ulah negara-negara G7 mengisolasi Rusia secara ekonomi, logistik dan finansial
Baca lebih lajut »
Rusia-AS Teleponan Pertama Kali Selama Perang, Ini IsinyaMenteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin dan Menhan Rusia Sergei Shoigu dilaporkan mengadakan panggilan telepon bersama.
Baca lebih lajut »
Tak Gentar Ancaman Putin, 7 Negara Ini Terus Gencet RusiaNegara-negara G7 bakal terus menekan Rusia dari sisi ekonomi dan politik. Anggota G7 adalah Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Amerika Serikat.
Baca lebih lajut »
Rubel Rusia Mata Uang dengan Kinerja Terbaik Tahun Ini, Mengesankan, WowRubel Rusia jadi mata uang dunia dengan kinerja terbaik tahun ini meski terjadi ketegangan geopolitik di Eropa, bahkan indeks saham Rusia ikut naik Rubel
Baca lebih lajut »
Ini Lima Masjid Terbesar di RusiaRusia masih menjadi sorotan masyarakat pasca invansi militer yang dilakukan terhadap Ukrainan sejak Februari lalu. Namun, siapa sangka ternyata Rusia memiliki masjid...
Baca lebih lajut »
Ini Daftar Perusahaan yang Tinggalkan Rusia: dari McD hingga ReebokSelain McD, ada sejumlah perusahaan Barat yang menjual aset Rusia mereka atau menyerahkannya kepada rekan lokal karena sanksi atas konflik Ukraina. TempoDunia
Baca lebih lajut »