Yuri menyebut, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 baik di pusat maupun daerah berupaya menjaga pelaksanaan PSBB.
Juru Bicara
untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengonfirmasi jumlah akumulatif pasien pasien Covid-19 kini mencapai 18.496 orang. "Kenaikan pasien Covid-19 sebanyak 486 orang, sehingga menjadi 18.496," ucap Yuri dari Graha BNPB, Jakarta, Selasa sore.Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.221 pasien meninggal dunia setelah dalam 24 jam terakhir terdapat penambahan pasien meninggal sebanyak 30 orang.
Sementara itu, dalaml kurun waktu yang sama terdapat penambahan 143 pasien yang dinyatakan sembuh sehingga total pasien sembuh sebanyak 4.467 orang.Berdasarkan data pemerintah, 486 kasus baru pasien positif Covid-19 tersebar di 26 provinsi.Setelah itu disusul oleh Jawa Timur dengan 81 kasus baru dan Sumatera Selatan dengan 60 kasus baru.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Covid-19 Dunia 19 Mei: 4,8 Juta Kasus, 320.134 Meninggal, 1,9 Juta SembuhKetika AS jadi negara terparah di dunia yang dilanda Covid-19, Presiden Trump menyerang WHO dengan menyebutnya 'boneka'...
Baca lebih lajut »
UPDATE 19 Mei: Sebaran 18.496 Kasus Covid-19 di Seluruh Provinsi, 6.155 di DKIYuri mengatakan berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Selasa, ada penambahan 486 kasus baru Covid-19.
Baca lebih lajut »
UPDATE 19 Mei: Depok Tambah 4 Kasus Positif Covid-19, Salah Satunya dari JakartaPada Selasa, terdapat tambahan 4 kasus positif sehingga total pasien positif Covid-19 di Depok kini 431 orang.
Baca lebih lajut »
Wacana Pelonggaran PSBB di Tengah Tingginya Penambahan Kasus Covid-19Apabila dirata-rata, jumlah penambahan kasus harian di Indonesia dalam sepekan terakhir sebanyak 534,6 orang.
Baca lebih lajut »
Kasus Covid-19 di Indonesia Terus Bertambah, Perlukah Melaksanakan Wacana Pelonggaran PSBB?Wacana relaksasi PSBB dan aturan new normal yang akan diterapkan dinilai terlalu berisiko membawa gelombang penyebaran covid-19 yang lebih berbahaya.
Baca lebih lajut »