Berita ini sedang ramai dibaca.
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi nampak geram karena masih menemukan penggunaan APBN dan APBD untuk program yang absurd dan tidak tepat sasaran. Ia memberi contoh pada program penanganan stunting yang anggarannya mencapai Rp 10 miliar, hanya sekitar 20 persen yang betul-betul digunakan untuk masyarakat.'Rp 10 miliar untuk stunting, saya cek, perjalanan dinas Rp 3 miliar, rapat-rapat Rp 3 miliar, penguatan pengembangan apa apa bla-bla-bla Rp 2 miliar.
Yang konkret dan langsung aja lah, untuk beli mesin produksi, untuk marketing. Kalau pengembangan UMKM mestinya itu untuk pameran, jelas,' kata Jokowi. Minta BPKP Maksimalkan Pengawasan Melihat banyaknya anggaran yang dibelanjakan tidak tepat sasaran tersebut, Presiden Jokowi meminta agar agar Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan memaksimalkan fungsinya. Ia meminta setiap uang negara yang dibelanjakan benar-benar digunakan tepat sasaran.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kontradiktif Transformasi Kesehatan dengan dihapuskan Mandatory Spending dalam Ruu KesehatanKewajiban alokasi APBN dan APBD untuk pembiayaan kesehatan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan.
Baca lebih lajut »
Bikin Geram, Atta Halilintar Ungkap Penghina Ameena Tak Mau Minta MaafAtta Halilintar dan Aurel Hermansyah dibuat geram oleh haters yang menghina Ameena di media sosial. Atta mengungkapkan bahwa pengacaranya sudah bertemu dengan keluarga dan juga suami penghina Ameena.
Baca lebih lajut »
Warga Ini Buktikan Jalanan yang Baru di Aspal Ternyata Karpet, Bikin GeramNetizen ikut dibuat geram sekaligus heran.
Baca lebih lajut »
Begini Geramnya Menteri Jokowi RI Dituduh Jagoan Babat HutanSiti Nurbaya geram Indonesia dituding sebagai jagoan deforestasi.
Baca lebih lajut »
Rekrutmen CPNS tak Berdampak Signifikan pada APBN Tahun IniDIREKTUR Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata menuturkan, rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang kuotanya direncanakan menembus1 juta posisi
Baca lebih lajut »