Pemerintah berencana memberlakukan tatanan kelaziman baru atau dikenal sebagai “new normal” secara bertahap di beberapa provinsi mulai 1 Juni. Namun sejumlah pakar memperingatkan Indonesia masih belum memenuhi standar WHO.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dr. Iwan Ariawan, MS, mengatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar memang berhasil mengurangi pergerakan masyarakat dan menekan penularan virus.Namun, menurut analisanya, perlu lebih banyak orang yang diam di rumah sebelum Indonesia mencapai standar Badan Kesehatan Dunia dalam penerapan "new normal". Dia mengatakan, baru 46% populasi Indonesia yang diam di rumah.
Data Iwan diambil dari mobilitas handphone yang direkam Google. Data itu kemudian dibandingkan dengan laju kasus Covid-19 yang dicatat pemerintah. dr. Dicky Budiman dari Griffith University, Australia, mengatakan pelonggaran PSBB hanya boleh dilakukan ketika sebuah negara sudah melewati puncak kurva wabah, seperti di Belgia dan Prancis.
Dicky menegaskan, tanpa kemampuan testing-trace-treatment dan isolation, wabah penyakit takkan berkurang. Seorang petugas mengenakan masker di sebuah pusat perbelanjaan setelah Indonesia mengkonfirmasi kasus virus corona pertama di Jakarta, 5 Maret 2020. Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, dr. Dwi Oktavia Handayani, mengatakan masih mengkaji kriteria dari WHO.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pakar Epidemologi Minta Pemerintah tak Terburu-buru Menerapkan New NormalPakar Epidemologi menyebut angka penularan covid-19 tercatat masih belum bisa menjamin keberhasilan new normal. NewNormal
Baca lebih lajut »
Pariwisata DIY Berbenah MenyambutPariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersiap diri menyambut 'The New Normal, dengan menyiapkan pemenuhan standar...
Baca lebih lajut »
Ketua Komisi VIII : |em|New Normal|/em| Harus Sesuai Standar WHO |Republika OnlineLegislator meminta pemerintah agar standar new normal sesuai dengan WHO.
Baca lebih lajut »
Jelang New Normal, Istiqlal belum Gelar Salat JumatIstiqlal di hari-hari sebelum adanya covid-19 kerap membuka berbagai layanan ibadah, termasuk juga menerima kunjungan wisatawan dari dalam negeri dan mancanegara.
Baca lebih lajut »
Daerah Dinilai Terpaksa Terapkan |em|New Normal|/em| Meski Belum Siap |Republika OnlineIndikator untuk menerapkan new normal belum terpenuhi seutuhnya.
Baca lebih lajut »