Eksistensi pesantren dan semnagat pengucilan dari sistem kolonial
REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, Berikut ini merukan sebagian cupikan tulisan karya mendiang cendikiawan DR Nurcholis Madjid dalam bukunya yang sangat terkenal pada dekade awal 1990-an, 'Islam Doktrin dan Peradaban'. Buku yang terbit pada tahun 1992 ini banyak dianggap sebagai karya 'magnum ophus' Cak Nur .
Hal ini terbukti dari terbendungnya proses pengkristenan dan pembaratan Asia Tenggara, kecuali beberapa tenpat tertentu seperi Pulau Luzon dan sekitarnya . Pulau Jawa kurang lebih secara total terislam-kan, demikian pula sebagian besar Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi serta pulau-pulau sekitar masing-masing. Namun, sebagaimana telah disinggung, terdapat perbedaan yang tajam dalam tingkat intensitas dan kedalaman pemahaman dan pelaksanaan ajaran Islam dari satu tempat ke tempat lain.
Pertama-tama mereka menyelamatkan hak istime-wa mereka sendiri sebagai ―kelas kulit putih‖ atau Eropa. Kemudian mereka teguhkan kedudukan yang diuntungkan dari golongan ―timur asing. Lalu mereka teruskan dukungan kepada golongan elite tradisional, dan mereka inilah yang secara khusus disiapkan sebagai pendiri birokrasi kolonial yang menengahi antara penguasa Belanda dengan rakyat banyak.
Kita sekarang dapat membayangkan betapa tajamnya perbedaan kelas dalam masyarakat kolonial itu dengan melihat kenyataan bahwa pada tahun 1940, menjelang datang Jepang, dan 5 tahun sebelum kemerdekaan, jumlah HIS di Hindia Belanda hanya 285 buah dengan murid 72.514 orang, dan jumlah Sekolah Rakyat ada 17.719 buah dengan murid hanya hampir dua juta orang . Dan penduduk Hindia Belanda selebihnya yang berjumlah jutaan jiwa adalah kelas rakyat buta huruf belaka.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pesan Idul Fitri Luhut untuk Umat Islam |Republika OnlineLuhut juga mengingatkan agar masyarakat selalu menjaga jarak dan menjaga kesehatan.
Baca lebih lajut »
Pesan Nabi: Umat Islam Bagaikan Satu Tubuh |Republika OnlineNabi SAW menyuruh umat Islam agar saling tolong menolong, bagaikan satu tubuh
Baca lebih lajut »
Mabes Polri Ganti Kunjungan Tahanan saat Idul Fitri dengan Sistem OnlineMabes Polri meniadakan jadwal kunjungan keluarga bagi para tahanan saat Hari Raya Idul Fitri 1441 H tahun ini.
Baca lebih lajut »
Syekh Abdul Muhyi, Penyebar Islam di Jawa Barat dan Tokoh Tarekat SattariyahSyekh Abdul Muhyi menggunakan pendekatan ala Wali Sanga dalam berdakwah di Jawa Barat. Lolos dari perburuan tentara kolonial Belanda. Majalah Tempo edisi terkini.
Baca lebih lajut »
Sebelas Tokoh yang Menyebarkan Islam setelah Era Wali SangaDARI berbagai penjuru, sebelas ulama berdakwah ke sejumlah wilayah Nusantara. Menghadapi berbagai tantangan, seperti ganasnya ombak dan keterasingan di wilayah baru, mereka menyebarkan Islam. Dengan ilmu dan kearifan, mereka merangkul masyarakat yang tak satu kepercayaan. Seperti para wali yang menjadi pendahulunya, mereka menyebarkan Islam yang damai dan penuh welas asih.
Baca lebih lajut »
Menag Bakal Jadi Imam dan Khatib Salat Id di Rumah, Ini Pesannya untuk Umat Islam IndonesiaMenag Fachrul Razi mengimbau umat Islam melaksanakan takbiran dan Salat Idulfitri di rumah seiring pandemi COVID-19 yang belum mereda. Idulfitri
Baca lebih lajut »