ISKA: Negara Harus Tegas Memproses Pelaku Pembubaran Ibadah di Lampung pembubaranibadah
jpnn.com, JAKARTA - Presidium Dialog dan Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Ikatan Sarjana Katolik MM Restu Hapsari menyesalkan tindakan oknum intoleran yang melakukan pembubaran ibadah Jemaat Gereja Kristen Kemah Daud di Rajabasa, Bandar Lampung.Dia menegaskan semua pihak harus mengetahui bahwa negara menjamin setiap warganya melaksanakan ibadah dengan tenang.
Menurut Restu, pembubaran ibadah terhadap agama dan keyakinan tertentu merupakan pengingkaran terhadap Pancasila dan UUD 1945 dan menjadi catatan hitam di Indonesia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
PBB Setujui Resolusi Minta Rusia Mundur Dari Ukraina |Republika OnlineResolusi didukung 141 negara, ditolak 7 negara dan abstain 32 negara
Baca lebih lajut »
Sekda Binjai Lantik 77 Kepala TK, SD dan SMP, Irwansyah: Harus Paham Regulasi, Tegas, dan DisiplinSekretaris Daerah (Sekda) Kota Binjai Irwansyah Nasution, melantik 77 kepala sekolah tingkat taman kanak-kanak (TK), SD, dan SMP di Aula Balai Kota Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, Binjai Kota, Rabu (22/2) lalu.
Baca lebih lajut »
Pernyataan Tegas Sekjen PBB: Permukiman Israel di Palestina Ilegal, Harus DihentikanSekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan bahwa permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki adalah ilegal berdasarkan hukum internasional sehingga harus dihentikan.
Baca lebih lajut »
Jokowi: Kita Harus Punya Produk Barang yang Negara Lain Tergantung pada IndonesiaJokowi mengatakan, semua bahan baku dan komponen yang dibutuhkan untuk kendaraan listrik sudah ada semua mulai dari nikel, tembaga, hingga timah.
Baca lebih lajut »
Negara-negara Barat Sengaja Setting Ukraina Jadi Pion Perang Lawan RusiaPerjanjian Minsk adalah bukti siasat Barat.
Baca lebih lajut »
”Perang Dingin” AS-China Mentalkan Pembahasan Utang Negara-negara Termiskin”Hari-hari indah itu kini terlalu berlalu,” kata Scott Morris, mantan pejabat keuangan AS dan kini bekerja di Center for Global Development. ”Kini tidak ada niat untuk terlibat bersama lagi seperti dulu,” lanjutnya. Internasional AdadiKompas
Baca lebih lajut »