IMF mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok diperkirakan menurunkan pertumbuhan ekonomi (PE) global sebesar 0,8% pada 2020.
Washington, Beritasatu.com - Dana Moneter Internasional mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok diperkirakan menurunkan pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,8% pada 2020.
Perkiraan terbaru yang dirilis IMF pada Selasa , disiapkan untuk pertemuan musim gugur minggu ini, dari 189 negara IMF dan organisasi pemberi pinjaman, Bank Dunia. IMF memperingatkan, masa depan tampak penuh risiko dan mendesak bagi para pembuat kebijakan ekonomi, supaya menyelesaikan secara damai berbagai sengketa dagang, karena tidak banyak cara yang tersedia untuk menangani krisis baru.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Neraca Dagang Defisit, Apindo Duga Daya Beli MelemahPengaruh global juga menjadi faktor penurunan neraca dagang Indonesia.
Baca lebih lajut »
Tiongkok Menahan Diri Soal Kesepakatan Perang DagangTiongkok manahan diri untuk berkomentar tentang kesepakatan terbaru yang dibuat dengan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang dagang.
Baca lebih lajut »
IHSG ditutup menguat 31,29 poin, ditopang meredanya perang dagangIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat, kendati neraca perdagangan September mengalami defisit, namun ...
Baca lebih lajut »
Aktivitas Manufaktur AS Cedera Bukan Cuma Ulah Perang DagangAktivitas pabrik-pabrik di AS cedera, tak hanya karena perang dagang, tetapi juga dipengaruhi pemogokan kinerja General Motors dan krisis kasus Boeing 737 Max.
Baca lebih lajut »
Susul Apple, Fitbit Akan Alihkan Produksi dari ChinaFitbit memutuskan untuk mengalihkan hampir semua lini produksi jam tangan pintar dan pelacak kesehatan dari China menyusul perang dagang dengan Amerika Serikat.
Baca lebih lajut »
Pemerintah Indonesia tak Yakin Perang Dagang Segera BerakhirKebijakan proteksi ekonomi AS dan China diprediksi tak bisa dihapuskan secara instan.
Baca lebih lajut »