Solusi yang bisa diberi umat Islam adalah menahan diri tidak ke masjid.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nasir mengatakan Islam sebagai agama yang mencerahkan dan membawa dari kegelapan menuju cahaya harus bisa diwujudkan umatnya dalam ikut memberi solusi mengatasi pandemi Covid-19, bukan justru menambah persoalan.
Dia mengatakan salah satu solusi nyata Muslim dalam mewujudkan Islam sebagai pencerahan adalah dengan menahan diri di masa wabah Covid-19 untuk tidak beribadah secara kolektif di rumah ibadah sementara ini."Harus memberi solusi di tengah musibah, lalu ibadahnya tetap tapi dengan mencegah rantai penularan, kita mengikuti protokol kesehatan," katanya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Prof Haedar: Umat Islam harus memberi solusi atasi pandemi COVID-19Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nasir mengatakan Islam sebagai agama yang mencerahkan dan membawa dari kegelapan menuju cahaya harus ...
Baca lebih lajut »
Haedar Nasir: Umat Islam Perlu Gunakan Nalar Sikapi Masalah |Republika OnlineHaedar mengatakan masih ada pandangan keliru umat Islam soal wabah corona.
Baca lebih lajut »
Hasil Sidang Isbat: Umat Islam Puasa Besok1 Ramadhan ditentukan dengan metode hisab dan rukyatul hilal di 82 titik di Indonesia
Baca lebih lajut »
Awal Ramadhan 24 April, Umat Islam Mulai Berpuasa BesokKementerian Agama (Kemenag) menetapkan besok, 24 April 2020 sebagai awal Ramadhan 1441 Hijriah. Kementerian Agama (Kemenag)...
Baca lebih lajut »
Sesuai Arahan MUI, Imam Besar Istiqlal Imbau Umat Islam Sementara Tak Shalat JumatMenurut Nasaruddin Umar, ditiadakannya shalat Jumat sesuai dengan anjuran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ulama dari seluruh dunia.
Baca lebih lajut »
Jokowi Minta Jangan Perkeruh Suasana Soal 1.000 Kematian, IDI: Fokus Pada Solusi'Begini dari IDI sendiri tidak ada maksud untuk mempolemikkan data dari pemerintah, karena data ini kan semua di pemerintah,'.
Baca lebih lajut »