Gus Baha: Kritik Harus Disambut dengan Senang, Karena Membuka Aib

Religi Berita

Gus Baha: Kritik Harus Disambut dengan Senang, Karena Membuka Aib
KritikGus BahaIslam
  • 📰 liputan6dotcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 221 sec. here
  • 10 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 109%
  • Publisher: 83%

KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menegaskan bahwa kritik seharusnya disambut dengan senang hati, karena kritik bisa membuka aib atau kekurangan diri yang tidak disadari. Gus Baha memberikan analogi jika seseorang diberitahu ada hewan berbisa di tubuhnya, tentu kita akan berterima kasih. Demikian juga dengan kritik dari orang lain yang memberitahu kita tentang kesalahan yang ada dalam diri

Kritik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikulasikan sebagai kecaman atau tanggapan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan lain sebagainya. Kritik juga dapat menyasar kepada perilaku atau hal lain yang ada dalam diri seseorang. Namun, tidak semua orang tentunya merasa nyaman jika menerima kritik, terlebih kritik yang pedas dan tajam. Kebanyakan akan merasa tersinggung dan berusaha mengelak dari hal tersebut.

Dalam kaitannya dengan kritik, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengatakan bahwa seseorang tidak boleh tersinggung jika mendapatkan kritik. Sebaliknya ia harus merasa senang sebab aib atau kekurangan diri kita pada akhirnya menjadi tahu.

“Orang itu kalau dikritik itu harus senang, karena aib kamu dibuka dan kamu menjadi tahu,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @MailBarid, Kamis (30/01/2025). Kritik Itu Memberi Tahu Sesuatu yang BerbahayaGus Baha lantas memberikan analogi sederhana yang sangat logis terkait pendapatnya mengenai kritik yang seharusnya ditanggapi dengan suka cita, bukan dengan kemarahan. Menurut Gus Baha, kritik itu seperti seseorang memberitahu kepada kita kalau di baju kita terdapat hewan berbahaya dan berbisa yang akhirnya dapat merugikan kita sendiri. Beliau mencontohkan jika di tubuh kita terdapat hewan kalajengking atau ular berbisa, tentu kita akan sangat berterima kasih. Demikian halnya dengan kritik di mana orang lain itu sedang memberitahu sesuatu yang berbahaya yang ada dalam diri kita. “Law akhbaraka mukhdirun bi anna fii jubbatika akraban aw hayyatan, akunta tasykuruh, Kalau ada orang memberitahu saya, Baha di baju kamu kalajengking atau ular berbisa, kira-kira saya terima kasih atau tidak? Harusnya terima kasih,” paparnya. “Karena itu bahaya sekali kalau ada di tubuh saya,” sambungnya. “Harusnya ketika orang dikritik dengan kesalahan yang nyata, bukan fitnah, kesalahan yang nyata. Kesalahan anda itu bahaya sekali di dunia dan akhirat, sekarang kamu menjadi tahu karena dikasih tahu, harusnya terima kasih kepada orang yang memberi tahu,” tandasnya.

Etika Kritik dalam IslamMengutip NU Online, lahirnya kritik-kritik dalam setiap kebijakan di ruang publik merupakan sebuah kewajaran, terlebih di negara yang menganut asas demokrasi. Namun yang perlu di garis bawahi adalah dalam menyampaikan kritik tentunya harus disertai dengan cara-cara yang baik. Sebelum mengkritik terdapat beberapa etika yang harus diperhatikan yakni: Pertama, kritik yang disampaikan bertujuan untuk menasehati dan saling mengingatkan, yang semata-mata untuk mencari kebenaran. Allah SWT berfirman: قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰكُمْ عَنْهُۗ اِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ Artinya: “Dia (Syuʻaib) berkata, “Wahai kaumku, jelaskan pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia menganugerahiku rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya). Aku (sebenarnya) tidak ingin berbeda sikap denganmu (lalu melakukan) apa yang aku sendiri larang. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan sesuai dengan kesanggupanku. Tidak ada kemampuan bagiku (untuk mendatangkan perbaikan) melainkan dengan (pertolongan) Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.” (QS. Al-Hud: 88) Maka dari itu seseorang yang akan mengkritik hendaknya dapat melepaskan diri dari berbagai kepentingan, sebab jika terdapat tujuan-tujuan tertentu akan sulit menjaga objektivitas, dan tidak dapat berfikir dengan jernih. Kedua, kritik harus disampaikan dengan cara yang sopan, penuh hikmah, dan prasangka yang baik. Agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pihak yang dikritik. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi, فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ Artinya: “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali 'Imran: 159) Lebih-lebih yang kita nasihati adalah seorang pemimpin, yang secara hirarki sosial lebih tinggi daripada kita. Maka dari itu kita menyampaikan kritiknya harus dengan bahasa yang sopan dan cara yang bai

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

liputan6dotcom /  🏆 4. in İD

Kritik Gus Baha Islam Etika Kritik Aib

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Gus Baha: Cara Kritik Harus Sopan dan BijaksanaGus Baha: Cara Kritik Harus Sopan dan BijaksanaGus Baha mencontohkan kisah Harun Al Rasyid dan Nabi Musa untuk menunjukkan pentingnya menyampaikan kritik dengan cara yang baik dan penuh penghormatan, meskipun kepada orang yang dianggap salah.
Baca lebih lajut »

Gus Baha: Preman Tobat Harus Tetap di PasarGus Baha: Preman Tobat Harus Tetap di PasarGus Baha menyarankan agar preman yang telah bertobat tetap berada di lingkungan tempat mereka dulu berbuat jahat dan menjadikannya tempat yang aman dan nyaman. Gus Baha memberikan contoh Umar bin Khattab yang setelah bertobat menjadi sosok yang membuat takut orang kafir.
Baca lebih lajut »

Gus Baha Murka dengan Syarat Imam Masjid Harus Suara MerduGus Baha Murka dengan Syarat Imam Masjid Harus Suara MerduKiai Gus Baha mengecam syarat imam masjid harus memiliki suara merdu. Ia menegaskan bahwa mukjizat Al-Qur'an tidak bergantung pada suara manusia.
Baca lebih lajut »

Gus Baha: Tobat Harus Sesuai Peran dan Tanggung JawabGus Baha: Tobat Harus Sesuai Peran dan Tanggung JawabGus Baha memberikan pandangan unik tentang makna tobat yang sejati, menekankan pentingnya menyeimbangkan peran dan tanggung jawab dengan memperbaiki apa yang telah dirusak.
Baca lebih lajut »

Gus Baha: Mahar Pernikahan Siapkan Alat Shalat Bisa Mengakibatkan IniGus Baha: Mahar Pernikahan Siapkan Alat Shalat Bisa Mengakibatkan IniPendakwah KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menjelaskan perlunya calon pengantin menghindari hal-hal tertentu jika memilih seperangkat alat shalat sebagai mahar pernikahan. Gus Baha mengambil contoh dari pidato Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu yang menjelaskan alasan pemilihan seperangkat alat shalat sebagai mahar.
Baca lebih lajut »

Rahasia Gus Baha: Pernah Putus WudhuRahasia Gus Baha: Pernah Putus WudhuGus Baha, sosok ulama kharismatik, memiliki rahasia tirakat yang luar biasa. Sahabatnya mengungkapkan Gus Baha tidak pernah putus wudhu sejak usia 5 tahun, menjaga kebersihan dirinya dan memudahkannya menerima dan mengajarkan ilmu.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-14 21:21:27