Aktivis lingkungan menyebut komoditas jagung yang ditanam di lahan food estate di Gunung Mas, Kalteng, dipaksakan 'demi menutupi kegagalan proyek perkebunan singkong yang mangkrak' di sana. Komoditas jagung yang ditanam di tanah yang mayoritas pasir itu 'tumbuhnya tidak terlalu bagus'.
Aktivis lingkungan menyebut komoditas jagung yang ditanam di lahan food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dipaksakan "demi menutupi kegagalan proyek perkebunan singkong yang mangkrak di tangan Kementerian Pertahanan".
Namun BPSI Pertanian Kalteng meyakini jagung dipilih karena "lebih cepat dan lebih mudah mendapatkan hasil" dan "bisa beradaptasi dengan baik."Puluhan warga Yahukimo dilaporkan meninggal karena kelaparan, mengapa bencana ini terus berulang di Papua? BPSI Kalteng tidak membantah bahwa mereka menggunakan polybag. Tapi itu bukan satu-satunya, kata seorang pejabatnya. Mereka juga menggunakan metode tanam larikan.
Bagaimanapun, Walhi Kalteng menganggap proyek kali ini tak lebih dari justifikasi atau pembenaran pemerintah bahwa lahan mangkrak tersebut masih bisa dikelola. Di sela-sela kunjungannya ke Gunung Emas, Kalteng, pada 11 Desember 2023 lalu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam "enam bulan ke depan ratusan hektare lahan itu bisa tertanami".
Pemerintah disebut berupaya "menyelamatkan" kebijakan gagal tersebut dengan menanam komoditas jagung di atas perkebunan singkong yang terlantar. Di lahan food estate itu, sambung Bayu, juga terlihat hamparan kebun jagung kira-kira berusia dua bulan yang ditanam dengan menggunakan medium polybag. Bayu menyebut proyek kali ini tak lebih dari justifikasi atau pembenaran pemerintah bahwa lahan mangkrak tersebut masih bisa dikelola.
Peran Kementan, klaimnya, hanya mendukung dan memberikan contoh kepada Kemenhan bagaimana memanfaatkan lahan tersebut dengan baik. "Bagaimana efektivitasnya? Dari pengamatan sementara memang larikan lebih efektif dan efisien dalam pengerjaan." "Bayangkan kalau kita membagi 600 hektare dari 7,4 juta hektare, itu hanya 0,008%. Tapi dibahas di media harusnya dihentikan karena sangat kecil."
Soal kelayakan tanah di Gunung Mas yang dikiritik sejumlah aktivis lingkungan disebut tidak subur karena 70% pasir, menurut Andreas, bisa diakali dengan teknologi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ahed Tamimi: Siapa aktivis Palestina yang dibebaskan Israel?Aktivis Palestina,Ahed Tamimi,dipuji beberapa pihak atas tindakannya,namun dicemooh dan dituding sebagai alat propaganda oleh pihak lain.
Baca lebih lajut »
Matematika Singapura: Mengapa anak-anak bisa pandai matematika dan bagaimana caranya?Singapura memang dikenal sebagai negara yang sangat sukses dalam bidang matematika. Semuanya berkat metode pembelajaran mereka yang disebut Matematika Singapura.
Baca lebih lajut »
Turki menjadi Türkiye dan India disebut Bharat - Mengapa negara-negara mengubah namanya?Salah satu alasan di balik perubahan nama Turki dipicu adalah karena Presiden Recep Tayyip Erdogan diduga tidak menyukai negaranya dikaitkan dengan burung dengan nama yang sama. Perubahan nama seperti ini selalu meresahkan dan seringkali kontroversial.
Baca lebih lajut »
BCL dicibir warganet karena menikah lagi - Mengapa serba salah menjadi janda di mata masyarakat?Bunga Citra Lestari dicibir warganet karena menikah lagi, mengapa menjadi janda sangat sulit dan serba salah bagi perempuan?
Baca lebih lajut »
Utang belanja alutsista naik: Apa urgensinya dan mengapa dikhawatirkan 'disalahgunakan' untuk kepentingan Pilpres 2024?Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mendesak pemerintah menunda kenaikan alokasi pinjaman luar negeri untuk belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) oleh Kementerian Pertahanan karena khawatir disalahgunakan untuk kepentingan Pilpres 2024.
Baca lebih lajut »
Pilpres 2024: Format debat capres-cawapres berubah, siapa yang diuntungkan dan mengapa kecurigaan itu muncul?Modifikasi format debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024 disebut pengamat politik memunculkan dugaan di sebagian masyarakat tentang adanya upaya untuk melindung kelemahan salah satu pasangan calon. Polemik atas format debat ini juga disebut sebagai residu dari kontroversi putusan MK tentang batas usia.
Baca lebih lajut »