Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani buka suara mengenai data kelas menengah turun kelas menjadi rentan miskin.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shinta Kamdani buka suara mengenai data kelas menengah turun kelas menjadi rentan miskin. Menurutnya sektor Usaha Menengah Kecil, dan Mikro harus berperan dalam penyerapan tenaga kerja.
Shinta mengatakan pemerintah bisa memberdayakan UMKM dengan memberikan stimulus agar lebih produktif. Belum lagi kondisi situasi global yang saat ini masih tidak menentu berpengaruh pada sisi permintaan. Ia melihat kondisi iklim usaha saat ini permintaan menurun, namun biaya produksi malah tetap mahal. Sehingga itu mempengaruhi daya beli masyarakat.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kelas Menengah Turun Kelas, Kebijakan Apa yang Dibutuhkan?Dari menunda kenaikan pajak dan iuran, memberi tunjangan bagi korban PHK, sampai mengkaji ulang UU Cipta Kerja.
Baca lebih lajut »
Gangguan Mental Pekerja, Bergeser dari Kelas Bawah ke Kelas MenengahTahun 2022, pekerja kelas menengah paling banyakmengalami gangguan mental. Lima tahun sebelumnya didominasi kelas bawah.
Baca lebih lajut »
Fenomena Warga Kelas Menengah Turun Kasta Karena Makan TabunganRiset FEB UI menunjukkan sebanyak 8,5 juta warga kelas menengah menjadi calon kelas menengah alias 'turun kasta'. Kondisi ini terjadi sejak 2018 hingga 2023.
Baca lebih lajut »
Atap Tiga Ruang Kelas SDN Cibadak Ambruk, Dua Ruang Kelas TerancamKetiga bangunan ruang kelastersebut sudah tak bisa digunakan
Baca lebih lajut »
BPS: 9,48 Juta Warga Kelas Menengah RI Turun Kelas Gara-Gara PandemiKelas menengah di Indonesia terbukti terus mengalami penurunan jumlah sejak lima tahun terakhir.
Baca lebih lajut »
9,48 Juta Kelas Menengah Rentan Miskin, Pemerintah Lebih Fokus Kelas Miskin dan AtasBPS melaporkan, jumlah penduduk kelas menengah selama lima tahun terakhir turun dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang.
Baca lebih lajut »