Vaksin COVID19 dari Sinovac akan didaftarkan ke BPOM bila telah menyelesaikan tahap uji klinis fase III.
"Saya berterima kasih kepada para relawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac, serta Universitas Padjadjaran yang bisa mewujudkan tahapan krusial ini," kata Erick.
"Kita bangga dengan kemampuan perusahaan BUMN, Bio Farma yang bekerjasama dengan lembaga Sinovac asal China karena sudah memasuki uji klinis tahap ketiga. Tidak banyak negara atau lembaga penelitian yang sudah mencapai uji klinis hingga tahap ini," ujar Erick. Bio Farma menyatakan BPOM sudah mengetahui hasil positif dari tahapan uji klinis vaksin COVID-19, mulai dari uji pre-klinis, uji klinis tahap 1 dan uji klinis tahap 2 yang dilakukan di China.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Cegah Covid-19, Jambi Bentuk Kembali Posko Covid-19 di Wilayah PerbatasanTiga pekan terakhir, kasus Covid-19 meningkat kembali di Jambi.
Baca lebih lajut »
Pakar Satgas COVID-19: Persentase Kematian COVID-19 Jawa Barat di Bawah Nasional dan DuniaPakar Satgas COVID-19 menyebut, persentase kematian COVID-19 Jawa Barat di bawah nasional dan dunia.
Baca lebih lajut »
19 Relawan Mulai Disuntik Uji Klinis Vaksin Covid-19 |Republika OnlineDari 19 orang itu, ada diberikan vaksin dan ada yang plasebo
Baca lebih lajut »
Soal Klaim Obat COVID-19 Hadi Pranoto, BPOM: Bio Nuswa Belum DiproduksiBPOM mengaku sudah mengkonfirmasi dengan PT Saraka Mandiri Semesta selaku perusahaan yang mendaftarkan Bio Nuswa ke BPOM terkait klaim tersebut. HadiPranoto ObatCorona
Baca lebih lajut »
BPOM: Tidak Bisa Begitu Saja Klaim Obat Herbal Penangkal Covid-19Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mayagustina Andarini merespons maraknya klaim obat herbal penangkal Covid-19 beberapa waktu terakhir. BPOM obatherbal COVID19
Baca lebih lajut »
BPOM Ungkap Alasan Jamu Tak Bisa Diklaim Sebagai Obat COVID-19BPOM menjelaskan alasan jamu saat ini tidak bisa diklaim mampu menyembuhkan COVID-19
Baca lebih lajut »