Redenominasi rupiah masih dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun 2020-2024.
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan berencana untuk memotong jumlah nol dalam rupiah atau redenominasi. Langkah redenominasi tersebut merupakan satu dari 19 regulasi dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan tahun 2020-2024.
“Saya kira belum bisa karena situasinya tidak memungkinkan, di tengah situasi begini banyak orang yang akhirnya mengambil keuntungan, karena uang beredar banyak dan akhirnya menimbulkan peluang yang dimanfaatkan oleh orang-orang di sektor keuangan terutama di pasar valas. Nah, ini yang menurut saya khawatir kalau dalam kondisi begini akan justru menjadi gonjang,” katanya.
Demikian, jika penerapan redenominasi diterapkan dalam keadaan perekonomian yang tidak pasti, maka akan berpengaruh pada nilai mata uang Indonesia terhadap mata uang negara lain, dan tidak akan kredibel lagi. "Menyederhanakan sistem transaksi, akuntansi dan pelaporan APBN karena tidak banyaknya jumlah digit rupiah," demikian dikutip liputan6.com dari dokumen PMK 77/2020, pada Jumat 10 Juli 2020.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ekonom UI: Pernyataan Bank Dunia sulit terwujudEkonom Universitas Indonesia (UI) Dr Rizal E. Halim menyatakan pernyataan Country Director Bank Dunia Indonesia Satu Kahkonen terkait prediksi pulihnya ...
Baca lebih lajut »
Resesi di Tengah Pandemi, Ekonom: Bentuk Kenormalan BaruResesi di Tengah Pandemi, Ekonom: Bentuk Kenormalan Baru. Selama wabah covid masih berlangsung memang sulit berharap konsumsi investasi dan ekspor tetap tumbuh tinggi mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca lebih lajut »
Ekonom Minta Pemerintah Percepat Belanja APBN dan APBD demi Bangkitkan PermintaanPemerintah harus menyegerakan belanja negara yang implementasinya belum maksimal.
Baca lebih lajut »
Ekonom Indef: Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Terlalu OptimistisPenemuan vaksi virus Corona saja bisa 2 sampai 3 tahun. Artinya, pertumbuhan ekonomi belum bisa normal sebelum jangka waktu tersebut.
Baca lebih lajut »
Analisis Faisal Basri Soal Mengapa Cina Belum Alami ResesiEkonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri menganalisis penyebab Cina belum mengalami resesi ekonomi.
Baca lebih lajut »
Ekonom UI: Pernyataan Bank Dunia sulit terwujudEkonom Universitas Indonesia (UI) Dr Rizal E. Halim menyatakan pernyataan Country Director Bank Dunia Indonesia Satu Kahkonen terkait prediksi pulihnya ...
Baca lebih lajut »