Persoalan data di Indonesia muncul kembali di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Peran TNP2K mulai meredup
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institut Harkat Negeri, Awalil Rizky, menganggap persoalan data di Indonesia muncul kembali di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada periode pertama. Menurut Awalil, peran Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan soal pendataan di era Jokowi mulai meredup ketimbang pimpinan sebelumnya, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono .
Dampaknya, dia menilai, data sensus penduduk sejak 2015 hingga saat ini kurang akurat. 'Ketika 2015 dicoba disensus lagi, ke sininya makin kurang akurat,' ucap dia.Dia menyarankan pemerintah menerbitkan payung hukum yang memberi TNP2K kewenangan untuk melakukan pendataan. Dengan begitu, tugas terkait data bukan lagi tanggung jawab kementerian. 'Saya kira harus ada payung hukum yang lebih serius,' ujarnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Naikkan BPJS, Anggota DPR Nilai Jokowi Permaikan Rakyat |Republika OnlineKenaikan BPJS Kesehatan saat pandemi Covid-19 dinilai telah mempermainkan hati rakyat
Baca lebih lajut »
Jokowi Akui Data Bermasalah Jadi Kendala Penyaluran BansosPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa data bermasalah menjadi kendala dalam penyaluran bansos. Sehingga penyaluran...
Baca lebih lajut »
Jokowi Janji Perbaiki Masalah Data dalam Pembagian BansosPresiden Jokowi mengakui masih ada masalah dalam proses pendataan masyarakat penerima bansos tunai (BLT), namun ia janji akan memperbaiki.
Baca lebih lajut »
Dari Data BPK, Jokowi Sebut Ada Pemborosan Anggaran NegaraBadan Pemeriksaan Keuangan (BPK) menyerahkan kepada menyerahkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2019...
Baca lebih lajut »
Cetak Uang Demi Atasi Krisis, Ini Untung-Ruginya Kata EkonomWacana mencetak uang dalam jumlah masif untuk mengatasi krisis akibat pandemi Covid-19 mengemuka dengan semakin besarnya...
Baca lebih lajut »
Ekonom: Stimulus Pariwisata untuk Kelas Menengah tak Efektif |Republika OnlinePemerintah diminta fokus mengalokasikan anggaran pada konsumsi pangan.
Baca lebih lajut »