Pejabat dan pakar kesehatan global cemas menyaksikan lonjakan COVID-19 di China. Jika tak diatasi, 1 juta orang di sana terancam meninggal dunia pada 2023.
TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat dan pakar kesehatan global di luar China dengan cemas menyaksikan lonjakan COVID-19 di sana.Dunia khawatir negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu tidak divaksinasi secara memadai dan mungkin tidak memiliki alat perawatan kesehatan untuk mengobati gelombang penyakit yang diperkirakan akan membunuh lebih dari satu juta orang selama 2023.
Thomas PeterPersaingan antara Amerika Serikat dan China, dua ekonomi terbesar dunia, telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan pemerintahan Biden mencoba untuk mengalahkan sektor semikonduktor China dan menyikut Beijing secara politik di Asia dan Afrika.Presiden Joe Biden menggambarkan keadaan politik global sebagai titik belok antara demokrasi dan otokrasi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
China Bakal Hadapi Tiga Gelombang Covid-19 di Musim Dingin, yang Pertama Sudah DimulaiPejabat Kesehatan China mengungkapkan bahwa negara itu bakal menghadapi tiga gelombang Covid-19 di musim dingin.
Baca lebih lajut »
Top 3 Dunia: Covid di China Naik sampai 300 Ribu WNI di Malaysia Terancam StatelessBerita Top 3 Dunia tentang Covid di China naik lagi, Tim Prancis tetap bangga, 300 ribu WNI di Malaysia terancam kehilangan kewarganegaraan.
Baca lebih lajut »
AS: Korban Covid-19 China Setelah Pelonggaran jadi Perhatian DuniaJumlah korban virus di China menjadi perhatian global karena ukuran ekonomi China, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Baca lebih lajut »
5 Foto Situasi Krematorium di China yang Penuh Jenazah Pasien COVIDDiamuk Corona, krematorium di China kini dipenuhi jenazah pasien COVID-19. Diprediksi mencapai 1 juta kasus kematian pada 2023, begini potret situasi di sana.
Baca lebih lajut »
Pertama Kalinya China Resmi Laporkan Kematian Covid-19 Sejak Pelonggaran |Republika OnlinePembatasan Covid-19 telah menahan virus tetap memicu protes yang meluas
Baca lebih lajut »