Kesehatan mental kian jadi perhatian. Gangguan kecemasan merupakan salah satu masalah yang sering muncul yang perlu dideteksi dengan cepat.
Prototipe alat deteksi dini ganguan kecemasan umum yang membaca gejala fisiologis saat cemas, seperti perubahan detak jantung, konduktansi kulit, dan suhu kulit, dapat dengan cepat mengklasifikasikan kecenderungan gangguan kecemasan pada individu, hanya butuh sekitar 1 menit. Alat bernama PhysioAnx ini hasil inovasi tim Institut Teknologi Sumatera .
Di tahun 2023, dengan dana hibah penelitian bagi dosen muda lewat program BIMA , Rudi membentuk tim bersama mahasiswa dan dosen lainnya, termasuk ahli psikologi. Idenya untuk membuat alat diagnosis gangguan kecemasan umum atau). Alat ini bisa membaca sinyal detak jantung, suhu tubuh, dan konduktansi kulit .
Pada penelitian ini diusulkan sistem yang dapat mengklasifikasikan kecenderungan gangguan kecemasan pada individu berdasarkan perubahan detak jantung , konduktansi kulit , dan suhu kulit . Sebelum data diakuisisi dari subyek, alat dirancang terlebih dahulu menggunakan sensor yang dapat membaca tiga parameter fisiologis tersebut.
Dosen Univeristas Islam Negeri Raden Inten Lampung Faisal Adnan Reza mengatakan, hasil penelitian ini memberikan kemudahan dalam melihat kecenderungan kecemasan yang dimiliki seseorang. Alat ini bisa memberikan gambaran hasil dengan menampilkan kategorisasi kecemasan pada individu. Gangguan kecemasan merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang banyak terjadi, terutama di kalangan remaja. Deteksi dini ganguan kecemasan melalui teknologi digital dan kecerdasan buatan yang membaca gejala fisiologis saat cemas, seperti perubahan detak jantung, konduktansi kulit, dan suhu kulit, dapat mengklasifikasikan kecenderungan gangguan kecemasan individu sekitar 1 menit.
Beberapa orang yang tergabung dalam tim Rudi, yakni David Lingga dan Irkhas Geran Gerano dari Program Studi Teknik Biomedis Itera); psikolog Faisal Adnan Reza dari Universitas Islam Negeri Raden Inten Lampung. Kemudian psikoterapis Willia Novi Aryanidari UIN Tasawuf dan Raden Inten Lampung; Nike Dwi G Drantantiyas dari Program Studi Teknik Fisika Itera; dan Sabar dari Program Studi Rekayasa Instrumentasi dan Automasi Itera.”Psikolog biasanya meminta pasien mengisi kusioner tertulis.
”Kami meminta mahasiswa menonton video untuk memancing rekam sinyal tubuh saat cemas. Jika ditemukan mahasiswa dengan gangguan kecemasan tinggi, video dihentikan dan mahasiswa mendapat pendampingan untuk menurunkan tingkat kecemasan,” kata Rudi.
Inovasi Iptek Kesehatan Mental Itera Sdgs SDG03-Kehidupan Sehat Dan Sejahtera
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Gangguan Emosi dan Kecemasan Bisa Picu Kebiasaan Rokok pada Remaja DisabilitasTerdapat pemicu kebiasaan merokok bagi remaja penyandang disabilitas seperti gangguan emosi dan juga kesulitan belajar
Baca lebih lajut »
7 Bahan Alami untuk Bantu Redakan Gangguan KecemasanMencari cara alami untuk gangguan kecemasan adalah langkah bijak untuk meningkatkan kesehatan mental. Berikut bahan alami untuk meredakan kecemasan.
Baca lebih lajut »
Ikatan Dokter Indonesia Berikan Informasi Pengobatan Mengenai Gangguan KecemasanJPNN.com : Ikatan Dokter Indonesia memberikan informasi penyebab terjadinya gangguan kecemasan serta pengobatan yang direkomendasikan bagi penderitanya.
Baca lebih lajut »
Gangguan Kecemasan: Penyebab dan Obat-ObatnyaArtikel ini membahas tentang gangguan kecemasan, termasuk penyebab dan obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengatasinya.
Baca lebih lajut »
Zhao Lusi Mengungkap Diagnosis Gangguan Disosiatif dan KecemasanAktor Tiongkok Zhao Lusi telah membuka diri tentang perjuangannya dengan kesehatan mental. Dia mengungkapkan diagnosis resminya, termasuk gangguan disosiatif dan kecemasan, serta mengungkapkan gejala yang telah dia alami selama bertahun-tahun.
Baca lebih lajut »
Penyebab dan Pengobatan Anxiety DisorderArtikel ini membahas tentang gangguan kecemasan (anxiety disorder), penyebabnya, dan obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengatasinya.
Baca lebih lajut »