BTN memproyeksi adanya peningkatan permintaan KPR hingga 8 persen di sisa akhir 2022. Apa faktor pendorongnya?
Bagikan A- A+ Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk. melihat adanya potensi kenaikan permintan Kredit Pemilikan Rumah sebesar 7-8 persen di sisa akhir tahun 2022.
"Untuk KPR sekarang ini kan banyak permasalahn di PBG yang pengganti IMB . Masih banyak daerah yang belum siap," kata Hirwandi kepada wartawan, Rabu . "Tapi kalo misalnya di subsidi itu kan memang harus sudah ada PBG. Alhamdulillah di akhir September kemarin ada relaksasi dari Kementerian PUPR jadi cukup dengan pernyataan bahwa itu sudah dalam proses," ujarnya.
Meski masih dalam proses, Hirwandi mengatakan BTN tetap memproses Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit sambil menunggu proses perizinan selesai.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
BTN Luncurkan KPR Rent To Own, Beli Rumah Kini Bisa Pakai Sistem SewaPT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN meluncurkan program KPR BTN Rent To Own.
Baca lebih lajut »
Rilis KPR Baru, Bank BTN Targetkan 1.000 Konsumen hingga 2023BTN targetkan 1.000 konsumen terjaring untuk mengajukan pembelian rumah melalui skema KPR baru, yakni Rent To Own (RTO).
Baca lebih lajut »
Pengembang Properti Bicara Soal Program KPR Rent To Own dari BTNPengembang properti seperti PT Adhi Commuter Properti dan PT PP Properti menyambut baik kehadiran skema pembiayaan KPR Rent to Own dari BTN.
Baca lebih lajut »
BTN Catat Pekanbaru Penyumbang KPR Terbesar di Sumatra |Republika OnlinePermintaan KPR di wilayah Pekanbaru akan tetap tinggi selama komoditas tak turun
Baca lebih lajut »
BTN Targetkan Kinerja KPR di Pekanbaru MeningkatBTN optimistis pertumbuhan kredit perumahan di Pekanbaru, Riau akan lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca lebih lajut »
CIMB Niaga (BNGA) Pacu KPR dan KKBTotal penyaluran KPR CIMB Niaga (BNGA) mencapai Rp41,1 triliun per Agustus, sedangkan KKB konsolidasi mencapai Rp11,2 triliun.
Baca lebih lajut »