Titik panas cenderung akibat kebakaran hutan dan lahan turun
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat penurunan jumlah titik panas atau hotspot di Sumatera dan Kalimantan. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo mengatakan, berdasarkan citra satelit Modis-catalog LAPAN pada Senin , pukul 18.00 WIB juga menunjukkan kualitas udara yang semakin membaik.
Sementara itu, di Kalimantan Selatan, jumlah titik panas atau hotspot terpantau masih banyak. Namun, kualitas udara yang diukur dengan PM 2,5 menunjukkan kualitas udara yang lebih baik. Agus menyampaikan, hutan dan lahan yang terbakar sejak awal 2019 mencapai seluas 328.724 ha. Hingga saat ini, karhutla juga masih terjadi di kawasan Gunung Merbabu dan Sumbing di Jawa Tengah.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
BNPB: Kualitas Udara Membaik di Sumatera dan KalimantanBerdasarkan data BNBP, kualitas udara di Sumatera dan Kalimantan kian membaik seiring dengan turunnya jumlah titik api.
Baca lebih lajut »
BNPB: Jumlah Titik Panas MenurunBNPB mengatakan menurut pantauan BMKG jumlah titik panas cenderung menurun.
Baca lebih lajut »
BNPB Sebut Titik Panas di Sumatera dan Kalimantan MenurunTitik panas yang menurun harus dipertahankan.
Baca lebih lajut »
Pascagempa Ambon, BNPB Turunkan Tim Reaksi Cepat dan BantuanBNPB akan menyerahkan dana siap pakai.
Baca lebih lajut »
Kepala BNPB Ajak Kembalikan Gambut ke KodratnyaKepala BNPB Doni Monardo menekankan bahwa kodrat gambut yang basar dan berair sehingga bencana karthutla tidak terulang lagi di tahun depan.
Baca lebih lajut »
BMKG catat masih ada titik panas di 6 kabupaten NTTBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, masih ada sejumlah titik panas yang tersebar di enam kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara ...
Baca lebih lajut »