Pembiayaan utang untuk barang publik terkait penanganan Covid-19 capai Rp 397 triliun
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, Bank Indonesia akan menanggung 100 persen bunga pembiayaan utang untuk penanganan dampak Covid-19 yang bersifat public goods atau barang publik. Ini merupakan hasil pembicaraan teranyar antara otoritas moneter dan fiskal tersebut.
Lebih detil, Rp 87,55 triliun untuk sektor kesehatan, Rp 203,90 triliun untuk perlindungan sosial dan sisanya untuk dukungan kementerian/lembaga dalam rangka mendorong kinerja sektoral. Tapi, Sri menambahkan, pihaknya masih harus melakukan beberapa diskusi dengan BI untuk menentukan kebijakan lebih detail. Khususnya mengenai burden sharing yang masih diupayakan dengan menjaga tata kelola antara Kemenkeu dengan BI.
Kebutuhan pembiayaan utang yang mencapai Rp 903,46 triliun merupakan penyesuaian terhadap Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 dan adanya selisih kurs utang jatuh tempo.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Risiko yang Harus Dipikul Jika BI Mencetak Uang untuk Memulihkan EkonomiCermat Berbagi Beban Agar Selamat
Baca lebih lajut »
BI Pastikan Siap Berbagi Beban Lebih dengan Pemerintah |Republika OnlineUpaya yang sudah dilakukan bank sentral menstabilkan nilai tukar rupiah mulai tampak.
Baca lebih lajut »
BI: Aliran Modal Asing Masuk RI per 25 Juni Capai Rp17 TriliunBank Indonesia mencatatkan aliran modal asing yang masuk ke RI kembali mengalami peningkatan mencapai Rp17 triliun per 25...
Baca lebih lajut »
BI Siap Berbagi Beban dengan Pemerintah Hadapi CoronaBank Indonesia telah melakukan pembelian SBN jangka panjang di pasar perdana sebesar Rp 30,3 triliun.
Baca lebih lajut »
Pengamat: Cakada Perlu Pikirkan Inovasi Model Kampanye |Republika OnlineAkan sulit untuk 100 persen bermigrasi dari model kampanye konvensional ke digital.
Baca lebih lajut »
Industri Hotel Baru Bisa Bangkit di 2021, Apa Penyebabnya?Potensi okupansi hotel untuk saat ini masih berkisar di level 20 persen hingga 30 persen.
Baca lebih lajut »