BEI melaporkan 15 perusahaan tercatat melakukan aksi korporasi berupa HMETD dengan total penghimpunan dana Rp27,3 triliun. Sektor finansial dan infrastruktur mendominasi kontribusi terbesar.
PT Bursa Efek Indonesia ( BEI ) melaporkan terdapat 15 perusahaan tercatat yang melaksanakan aksi korporasi berupa hak memesan efek terlebih dahulu ( HMETD ). Sektor finansial dan infrastruktur mendominasi dari kontribusi terbesar penghimpunan dana dengan HMETD yaitu masing-masing senilai Rp14,15 triliun dan Rp13,15 triliun. Sementara itu, untuk aksi korporasi tanpa HMETD , terdapat 17 perusahaan tercatat dengan total penghimpunan dana senilai Rp15,49 triliun.
\\\Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan perusahaan tercatat dapat melakukan beberapa aksi korporasi, pada umumnya adalah melalui divestasi oleh pengendali dengan tujuan memperbesar porsi kepemilikan publik. Mengenai penggunaan dana, lanjutnya, pada umumnya perusahaan tercatat di sektor keuangan melakukan aksi korporasi dengan HMETD, sebagai upaya untuk peningkatan modal dan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum. \\\'Untuk sektor infrastruktur pada umumnya sebagai upaya untuk membiayai proyek yang sedang dikerjakan serta memperkuat struktur permodalan,' ujar Nyoman. Dalam kesempatan ini, Nyoman menjelaskan, pelaksanaan aksi korporasi tanpa HMETD memiliki tujuan yang beragam, pada umumnya adalah untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan tercatat. Per 3 Januari 2025, BEI mencatat terdapat delapan perusahaan dalam pipeline (antrean) akan melaksanakan proses, di antaranya tiga perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor energi, dua perusahaan sektor kesehatan, serta satu perusahaan sektor infrastruktur
AKSI KORPORASI HMETD BEI Finansial Infrastruktur
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tiga Perusahaan Go Public di BEI, Nyoman Yetna Ingatkan untuk Pertahankan Fundamental PerusahaanDirektur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengingatkan perusahaan yang baru IPO untuk tetap menjaga fundamental perusahaan dan terus bertumbuh. Tiga perusahaan yang baru Go Public di BEI adalah PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), serta PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).
Baca lebih lajut »
Perusahaan-perusahaan AI China kejar peluang kerja sama internasionalSebuah drone buatan China yang dilengkapi dengan kamera dan sensor definisi tinggi, terbang di atas panel surya di sebuah lokasi fotovoltaik (photovoltaic/PV) ...
Baca lebih lajut »
BEI ungkap 17 perusahaan beraset jumbo antre gelar IPOPT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 17 perusahaan beraset skala besar berada dalam antrean (pipeline) untuk melangsungkan initial public offering ...
Baca lebih lajut »
MR. D.I.Y. Resmi Catat Saham di BEIPT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), atau MR. D.I.Y., resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (19/12/2024). Dengan total dana IPO mencapai Rp 4,15 triliun, MDIY akan fokus pada ekspansi jaringan dan modal kerja guna mendukung pertumbuhan bisnis di pasar ritel domestik.
Baca lebih lajut »
MR. D.I.Y. Catat Saham di BEI, Target Perluas Jaringan dan Modal OperasionalPerusahaan ritel peralatan rumah tangga MR. D.I.Y. mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten MDIY. IPO ini berhasil mengumpulkan Rp 4,15 triliun yang akan digunakan untuk membuka toko baru, memperluas jaringan, dan modal operasional.
Baca lebih lajut »
BEI Delisting 8 Perusahaan Dalam PailitBursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan delisting terhadap 8 perusahaan yang dinyatakan pailit. Delisting akan efektif 21 Juli 2025. Perusahaan mempunyai waktu hingga 18 Januari 2025 untuk menyampaikan keterbukaan informasi buyback saham.
Baca lebih lajut »