Bali memang menjadi magnet wisatawan karena segudang potensi wisatanya. Namun, fakta menyebut bahwa Pulau Dewata tak ramah bagi penyu bertelur.
Pulau DewataPantai di Bali ternyata dinilai tidak ramah bagi penyu bertelur. Ini karena keberadaan pantai di Bali selalu dijamah manusia, salah satunya karena ada bangunan pemecah ombak.
"Mungkin kita perlu bagi, karena tidak mungkin juga semuanya kita biarkan tidak ada aktivitas. Tapi mungkin ada pengaturan, di mana manusia boleh beraktivitas, di mana binatang boleh bertelur, kan kira-kira itu. Itu yang mungkin perlu diatur lebih lanjut nanti," ungkapnya. Agus menuturkan, berdasarkan teori predator yang paling besar bagi penyu justru manusia. Setelah manusia baru predator berupa satwa lain baik yang berada di darat maupun di lautan.
Untuk diketahui, semua jenis penyu laut di Indonesia telah dilindungi Undang Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan serta Satwa dan Permen LHK Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Bepe Benarkan Persija Sempat Dekati Saddil Ramdani, Namun Batal karena Alasan Ini |Republika OnlineHingga pada akhirnya Angelo memilih nama lain yaitu Irfan Jauhari.
Baca lebih lajut »
Penyesuaian PPKM di Bali: yang Tidak Vaksin, Tak Boleh Masuk Tempat IniPemerintah kembali melakukan penyesuaian PPKM di Bali: bagi warga yang tidak vaksin, tidak diperbolehkan masuk tempat ini PPKMBali
Baca lebih lajut »
Vonis 15 Tahun Untuk Dalang Bom Bali I Disorot Media AsingSebagai informasi, Tim Densus 88 Anti-Teror Polri menangkap Zulkarnaen di Lampung pada akhir 2020 lalu. Sebelumnya, Zulkarnaen telah menjadi buronan polisi selama 18 tahun.
Baca lebih lajut »
Bride Marries Keris in Bali After Groom Cancels WeddingA bride from Bali ended up marrying a keris after the groom canceled the wedding plan. Keris
Baca lebih lajut »