Artikel ini membahas tentang aktivitas ritual di Bali, khususnya terkait pohon camplung yang dibalut kain poleng dan dihormati sebagai simbol Tri Hita Karana yang mengisyaratkan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Lebih lanjut, artikel ini menjelaskan bagaimana praktik pertanian tradisional di Bali, seperti penyembahan Bethara Nini (perwujudan Dewi Sri), menunjukkan penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini juga mengkritisi mitos yang menyamakan tingkat kecerdasan dengan jenis makanan yang dikonsumsi.
Pohon camplung dengan altar dan kain poleng di yang tumbuh di tepi 'jogging track' Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Bali , Minggu (12/1/2025).pura kecil di dekatnya. Tak ketinggalan mereka melingkarkan kain poleng (hitam putih abu-abu) pada batang pohon itu. Setiap hari warga terdekat menghaturkan sesaji sebagai tanda penyembahan terhadap pohon yang dihubungkan dengan dinamisme bisa kita geser sedikit ke penghormatan para petani terhadap pohon.
Dalam kultur agraris para petani pada umumnya selalu dekat dengan pohon, terutama pohon padi. Di situlah terjadi titik temu antara sistem kepercayaan dinamisme dan sistem kepercayaan lokal rakyat Bali. Mereka memiliki kebijaksanaan lokal yang disebut dengan Tri Hita Karana, yang sering secara populer diterjemahkan sebagai 'hidup berdampingan secara damai dengan semua makhluk'. Unsur keseimbangan hidup antara manusia dengan manusia, manusia dengan segenap makhluk hidup, dan manusia dengan Tuhan, seolah menjadi orkestrasi semesta yang memunculkan harmoni. Banyak yang berpikir, Tri Hita Karana hanya berada dalam tataran ideal yang abstrak. Dia hidup dalam alam kepercayaan yang sepenuhnya dicap sebagai angan-angan atau imajinasi belaka. Tetapi, para petani di Bali mengimplementasikannya lewat ritus berjenjang pada saat menggarap lahan pertanian. Berwujud memetik beberapa helai padi untuk kemudian dihias menjadi Bethara Nini, yang akan disimpan di lumbung para petani. Revolusi hijau yang terjadi sejak tahun 1960-an dengan target swasembada beras dari rezim Orde Baru (Orba) telah mengubah ekosistem pertanian seluruh rakyat. Bethara Nini adalah perwujudan Dewi Sri sebagai dewi kemakmuran, pemberi kesejahteraan pada hidup manusia. Tahapan-tahapan berjenjang itu sampai kini tetap dilaksanakan meskipun benih padi telah berganti. Revolusi hijau yang terjadi sejak tahun 1960-an dengan target swasembada beras dari rezim Orde Baru (Orba) telah mengubah ekosistem pertanian seluruh rakyat. Lumbung-lumbung bertumbangan karena penyimpanan padi tidak lagi di dalam lumbung milik pribadi, tetapi gudang-gudang Koperasi Unit Desa (KUD) dan Depot Logistik (Dolog) yang disiapkan pemerintah. Selain itu, karakter padi-padi hasil kerja sama dengan International Rice Research Institute (IRRI) yang berpusat di Manila, Filipina, melahirkan varietas unggul, seperti Pelita, PB, dan IR, yang dipanen dengan cara berbeda. Padi-padi yang kemudian menjadi berseri-seri, seperti Pelita-1, PB-5, atau IR-36 ini, tidak lagi dipanen dengan ani-ani, tetapi digerus dengan sabit dan dirontokkan biji-bijinya di atas papan kayu. Cara memanen dengan memukul-mukulkan batang ini sering disebut dengan mekanisme kerja yang berubah, pada sebagian masyarakat memang kemudian 'mengubah' sistem kepercayaan kepada kemuliaan Dewi Sri. Lumbung yang tidak dibutuhkan lagi karena padi-padi dikemas dalam karung plastik, sebagian besar dijual oleh petani. Maka, pada tahun 1970-an, fungsi lumbung sebagai penyimpan stok padi petani berubah menjadi kamar-kamar penginapan para wisatawan. Lalu, banyak yang mengira sistem kepercayaan terhadap Dewi Sri dengan sendirinya akan tergerus. Nyatanya, sampai kini di Bali para petani masih 'menghias' Bethari Nini dan menyimpannya di hulu sawah sebagai penanda memuliakan Dewi Sri. Itu menandakan bahwa kultur agraris masih terus menjadi urat nadi penting dalam menggerakkan roda ekonomi bangsa ini. Menumpukan kehidupan pada padi, yang kemudian diolah menjadi beras dan nasi, bukanlah sebuah kesalahan. Apalagi, lantas dihubung-hubungkan dengan tingkat kecerdasan sebagai sebuah bangsa. Bahwa bangsa yang makan nasi selalu akan lebih bodoh dengan bangsa yang makan roti. Itulah mitos yang diciptakan oleh dunia 'marketing' dengan cara-cara mengindentifikasi diri sebagai karakter bangsa yang lebih maju. Mitos itu sama buruknya dengan mitos yang diciptakan oleh rezim Orde Baru dulu. Bahwa kemajuan sebuah etnis hanya bisa dicapai dengan makan bera
Tri Hita Karana Bali Ritual Pohon Camplung Dewi Sri Pertanian Tradisional Budaya Agrikultura
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Prediksi BRI Liga 1: Madura United vs Bali United 20 Desember 2024Prediksi Madura United vs Bali United, Skor Madura United vs Bali United, Jadwal Madura United vs Bali United, Siaran langsung Madura United vs Bali United, Susunan pemain Madura United vs Bali United
Baca lebih lajut »
Monumen Bajra Sandhi: Simbol Perjuangan dan Budaya BaliMonumen Bajra Sandhi di Denpasar, Bali, merupakan ikon budaya yang melambangkan perjuangan rakyat Bali melawan penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bentuknya menyerupai bajra (lonceng suci) yang melambangkan nilai-nilai religius. Monumen ini memiliki tiga tingkat yang masing-masing mewakili filosofi Tri Hita Karana, yaitu hubungan harmonis manusia dengan Tuhan, manusia, dan alam. Setiap tingkat menawarkan pengalaman unik, dari ruang pameran yang menampilkan artefak dan diorama sejarah hingga ruang meditasi dan observasi dengan pemandangan indah.
Baca lebih lajut »
335 Gereja di Bali Merayakan Natal, Polda Bali Siap Kawal KetatSelain gereja karena akan merayakan Natal Polda Bali juga melakukan pemantauan ketat terhadap berbagai fasilitas publik lainnya dalam Operasi Lilin Agung 2024
Baca lebih lajut »
Persebaya Terhenti di Bali, Kekalahan 0-2 dari Bali UnitedPersebaya Surabaya mengalami kekalahan 0-2 dari Bali United pada pekan ke-17 BRI Liga 1. Pelatih Paul Munster kecewa dengan performa timnya yang tidak maksimal dan melewatkan dua peluang emas.
Baca lebih lajut »
Ribuan Driver Pariwisata Bali Demo di DPRD BaliRibuan pengemudi pariwisata Bali menggelar unjuk rasa di kantor DPRD Bali terkait maraknya kendaraan luar yang beroperasi di sektor pariwisata. Mereka menuntut pembatasan kuota taksi online, penataan vendor angkutan sewa, standardisasi tarif, pembatasan driver non-KTP Bali, serta wajibnya kendaraan wisata berpelat Bali.
Baca lebih lajut »
Bojan Hodak Akui Tantangan Bermain di Bali Terhadap Bali UnitedPelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, mengakui tantangan yang dihadapi timnya saat menghadapi Bali United di tunda pekan ke-12 BRI Liga 1 2024/2025. Bojan menyadari kekuatan Bali United dan kondisi kandang yang mendukung mereka.
Baca lebih lajut »