Perkembangan teknologi AI dan otomatisasi berpotensi menggeser peran manusia dalam dunia kerja. Sementara peluang baru muncul di bidang pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus, profesi dengan keterampilan dasar dan repetitif terancam tergantikan. Artikel ini membahas potensi dampak AI terhadap tenaga kerja, menekankan perlunya peran pemerintah dalam melindungi pekerja informal dan memastikan distribusi keadilan dalam era digital.
AI ( Kecerdasan Buatan ) semakin canggih dan berpotensi menggantikan peran manusia dalam berbagai bidang. Jika sebelumnya robot telah mengambil alih sebagian pekerjaan, maka dengan adanya integrasi mesin, robot, dan kecerdasan buatan dalam satu sistem, pertumbuhan dan popularitas pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dasar dan repetitif diproyeksikan akan meningkat pada tahun 2030. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk penurunan populasi dan tingginya tingkat pendidikan di negara maju.
Akibatnya, banyak warga negara maju yang enggan menjamah pekerjaan seperti buruh tani, pengemudi pengiriman, pekerja konstruksi, dan pramusaji. Meskipun demikian, para aktivis perburuhan melihat peluang tersebut sebagai sebuah alarm. Mereka menekankan pentingnya pemerintah untuk memperkuat kapasitas dan perlindungan bagi pekerja sektor informal. Selain itu, mereka juga mengingatkan perlunya memperhatikan aspek sosial dan etis dalam perkembangan teknologi AI. Ketergantungan pada mesin dan AI berpotensi memperlebar kesenjangan global. Negara maju mungkin akan lebih menguntungkan dengan mengimplementasikan robot dan AI dalam pekerjaan karena dapat bekerja dengan presisi, minim risiko kecelakaan kerja, dan lebih murah. Hal ini dapat meminggirkan peran manusia, terutama mereka yang memiliki keterampilan terbatas. Penting untuk dicermati bahwa laporan dari WEF memang menunjukkan peran manusia masih signifikan, tetapi tanpa intervensi dan perlindungan dari pemerintah, posisi pekerja informal bisa tergusur
AI Kecerdasan Buatan Robot Otomatisasi Pekerjaan Kesenjangan Global Perlindungan Pekerja Etika Teknologi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Deepfake Suara jadi Ancaman Siber Utama pada 2025, Efek Perkembangan AI GeneratifBahan baku deepfake bisa didapat dari berbagai sumber di media sosial,, terutama dari figur yang sering tampil di publik.
Baca lebih lajut »
Tren Ancaman Siber 2025: Spesialisasi CaaS dan Konvergensi AncamanLaporan FortiGuard Labs memprediksi tahun 2025 akan melihat spesialisasi dalam layanan Crime-as-a-Service (CaaS) dan serangan yang menggabungkan ancaman digital dan fisik.
Baca lebih lajut »
Defisit Pekerja Keamanan Siber Melambungkan Risiko Ancaman CyberLaporan WEF 2025 menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh defisit 4 juta pekerja keamanan siber global. Ketimpangan sumber daya dan kekurangan tenaga kerja ini membuat organisasi rentan terhadap serangan siber. Meskipun keamanan siber menawarkan prospek menjanjikan, tantangan seperti kurangnya jalur karier dan program pelatihan yang ketinggalan zaman perlu diatasi.
Baca lebih lajut »
Tren Gig Economy: Peluang dan Tantangan bagi Pekerja Lepas di IndonesiaFenomena gig economy dan pekerja gig (gig worker) semakin marak di Indonesia, didorong oleh perkembangan teknologi, tren kerja fleksibel, dan jumlah penduduk usia muda. Meskipun menawarkan peluang besar, tren ini juga menimbulkan tantangan, terutama dalam hal perlindungan sosial bagi pekerja lepas. UU Cipta Kerja, meskipun mendorong pekerjaan kontrak atau freelance, dinilai tidak memberikan perlindungan sosial yang memadai bagi pekerja gig. Para ahli menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pekerja gig, dan platform digital untuk menciptakan ekosistem kerja yang adil dan berkelanjutan.
Baca lebih lajut »
Pertagas Cari Peluang Bisnis Baru, Hidrogen Hingga CCUSPertagas terus mengupayakan peluang-peluang bisnis baru di tahun tahun ke depan
Baca lebih lajut »
Ancaman Terorisme Indonesia dan DuniaArtikel ini membahas tentang penangkapan terduga teroris di Indonesia dan kondisi terorisme di berbagai negara. Di Indonesia, meskipun terorisme masih menjadi ancaman, kinerja BNPT dalam penanggulangan terorisme patut diapresiasi. Namun, ancaman ideologi radikal dan propaganda di media sosial masih perlu diwaspadai. Di sisi lain, artikel ini juga membahas tentang ancaman terorisme dan ekstremisme di berbagai negara, termasuk serangan terorisme di Pakistan dan Jerman. Artikel ini juga membahas tentang ancaman kelompok ekstremisme kanan yang dilandasi islamofobia di Eropa dan Amerika Serikat.
Baca lebih lajut »