Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan sekitar 13 juta anak-anak di dunia terancam hidupnya karena keterlambatan imunisasi rutin
, akibat dampak wabah virus corona . Imunisasi rutin tersebut antara lain untuk penyakit polio, campak, kolera, demam kuning, dan meningitis.
“Anak-anak mungkin berisiko relatif rendah terhadap Covid-19 dan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus novel, tetapi dapat berisiko tinggi dari penyakit lain akibat tidak mendapatkan layanan vaksinasi selama wabah Covid-19,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, di Jenewa, Swiss, Senin . "Wabah Covid-19 mengancam layanan kesehatan normal, terutama imunisasi untuk anak-anak di negara-negara miskin," ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Terkait dengan itu, WHO terus mendorong negara-negara pendonor untuk mendukung negara-negara yang kekurangan vaksinasi untuk anak-anak. Menurutnya, GAVI membutuhkan dana US$ 7,4 miliar atau sekitar Rp 113,830 triliun untuk mengimunisasi 300 juta anak dengan 18 vaksin pada 2025.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Belanda Bayar Ganti Rugi Rp 168 Juta ke Anak Korban Kekejaman KolonialAndi Monji (83) berusia 10 tahun ketika dia dipaksa untuk menonton ayahnya dieksekusi oleh tentara Belanda.
Baca lebih lajut »
13 Aktivis RMS Ditahan Saat Corona, Amnesty Sebut Langgar HAMAmnesty International Indonesia menyebut penahanan 13 aktivis RMS terkait perayaan HUT-nya merupakan pelanggaran HAM.
Baca lebih lajut »
13 Kasus Pembobolan Minimarket Terungkap, Motifnya Ekonomi |Republika OnlinePelaku pembobol minimarket mayoritas merupakan residivis
Baca lebih lajut »
Peneliti: Virus Corona Perpendek Usia Pasien COVID-19 di Italia hingga 13 TahunYears of Live Lost yang terjadi pada pasien COVID-19 di Italia adalah 13 tahun untuk pria dan 11 tahun untuk wanita
Baca lebih lajut »
Polisi Ungkap 13 Kasus Pembobolan Minimarket, Ciduk 20 TersangkaPolisi mengungkap 13 kasus pembobolan minimarket di Jakarta dalam kurun waktu sebulan.
Baca lebih lajut »