Petani Semakin Rentan Gagal Panen, Segera Manfaatkan Data Meteorologi

Perubahan Iklim Berita

Petani Semakin Rentan Gagal Panen, Segera Manfaatkan Data Meteorologi
CuacaPetaniPadi
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 57 sec. here
  • 11 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 57%
  • Publisher: 70%

Petani Indonesia harus bisa memahami dan memanfaatkan data meteorologi pertanian untuk mengantisipasi gagal panen.

Kegiatan simposium nasional bertajuk ”Restorasi Sumber Daya Air dan Iklim untuk Kemandirian Pangan Menuju Indonesia Emas 2045” di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu . Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Standardisasi Instrumen Pertanian bersama Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia dan IPB University.

Adapun BMKG telah memprediksi musim hujan periode 2024/2025. Sebanyak 60 persen dari 699 ZOM dengan curah hujan normal. Sementara itu, 30 persen dengan curah hujan lebih panjang. Sekitar 10 persen dengan curah hujan lebih pendek.Oleh karena itu, ia menuturkan, petani harus proaktif memahami dan memantau data meteorologi yang disebarkan BMKG bersama dinas pertanian setempat. Hal ini agar petani dapat menyiapkan pola tanam hingga teknologi pertanian yang efektif menghadapi perubahan iklim.

Petani yang mengikuti Sekolah Lapang Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang mengecek alat penakar hujan observasi di Desa Tegalsari, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin . SLI diselenggarakan antara lain untuk meningkatkan pemahaman petani akan pengaruh iklim pada hasil produksi pertanian.

”Berbagai upaya ini secara langsung membantu petani dalam mengambil keputusan yang tepat, penguatan kapasitas petani, serta peningkatan akses terhadap informasi iklim yang akurat melalui aplikasi digital,” kata Fadjry, yang juga Ketua Umum Perhimpi.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Cuaca Petani Padi Data Meteorologi Perubahan Iklim Petani Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perh Sdgs SDG01-Tanpa Kemiskinan

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Debat Perdana Pilkada Dikritik LBH Jakarta, Pramono Anung: Semakin Dikritik Semakin BagusDebat Perdana Pilkada Dikritik LBH Jakarta, Pramono Anung: Semakin Dikritik Semakin BagusPramono mengatakan kritik bukan sesuatu yang buruk.
Baca lebih lajut »

Disebut tak tau masalah Jakarta, Pram: Semakin dikritik semakin bagusDisebut tak tau masalah Jakarta, Pram: Semakin dikritik semakin bagusCalon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menganggap semakin banyak kritikan yang masuk baik dari masyarakat atau lembaga, maka ...
Baca lebih lajut »

Penjelasan BI soal 'Semakin Besar Nilai Uang Rupiah, Semakin Lebar Senyum Pahlawannya'Penjelasan BI soal 'Semakin Besar Nilai Uang Rupiah, Semakin Lebar Senyum Pahlawannya'Sejumlah warganet menyebutkan, semakin besar nilai pecahan uang rupiah, semakin lebar senyum pahlawan pada rupiah. Benarkah? Ini kata Bank Indonesia
Baca lebih lajut »

Jawab Isu Golkar Dapat Jatah 7 Menteri Kabinet Prabowo, Bahlil: Semakin Banyak Semakin BaikJawab Isu Golkar Dapat Jatah 7 Menteri Kabinet Prabowo, Bahlil: Semakin Banyak Semakin BaikDia mengaku ikhlas berapa pun jatah menteri yang diberikan Prabowo untuk Partai Golkar sebab itu merupakan hak prerogatif presiden.
Baca lebih lajut »

Studi: Semakin Muda Belajar Banyak Bahasa, Semakin Efisien Otak BekerjaStudi: Semakin Muda Belajar Banyak Bahasa, Semakin Efisien Otak BekerjaPenelitian ini menunjukkan semakin muda seseorang menjadi bilingual, semakin efisien otaknya dalam bekerja.
Baca lebih lajut »

Studi Baru Sebut Semakin Muda Belajar Banyak Bahasa, Semakin Efisien Otak BekerjaStudi Baru Sebut Semakin Muda Belajar Banyak Bahasa, Semakin Efisien Otak BekerjaPenelitian terbaru dari Universitas McGill Ottawa dan Zaragoza mengungkap bilingualisme dapat meningkatkan konektivitas antara wilayah otak khususnya saat dipelajari sejak usia muda
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-16 01:43:46