Zakir Naik dituding memberi pernyataan rasis di Malaysia.
REPUBLIKA.CO.ID, MELAKA -- Ketua Menteri Negara Malaysia, Adly Zahari mengatakan, Pendakwah Zakir Naik telah dilarang berbicara di Melaka. Adly mengatakan, pemerintah negara bagian ingin menghindari masalah yang dapat membuat hubungan antar-ras semakin memburuk, Senin .
Baca Juga Pekan lalu, negara bagian utara Perlis melarangnya berbicara di sebuah acara. Hal itu menyusul kegemparan publik atas pernyataan rasis yang telah ia buat. Penceramah kontroversial itu memiliki tempat tinggal permanen Malaysia. Akan tetapi, dia dicari di India dengan tuduhan pencucian uang dan pidato kebencian.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Zakir Naik Dilarang Ceramah di Dua Negara Bagian MalaysiaDua negara bagian Malaysia, Kedah dan Perlis, melarang Zakir Naik berceramah atau mengisi acara di diskusi publik.
Baca lebih lajut »
Zakir Naik Akan Kembali Diperiksa Polisi Malaysia 19 Agustus MendatangZakir Naik, ulama kontroversial asal India, akan kembali diperiksa Kepolisian Diraja Malaysia pada Senin (19/8) mendatang.
Baca lebih lajut »
PM Mahathir Nilai Zakir Naik Ingin Terlibat Politik Rasial di Malaysia'Dia berbicara tentang mengirim orang China kembali ke China dan orang India kembali ke India. Itu politik,' kata Mahathir...
Baca lebih lajut »
Sudah Dua Negara Bagian di Malaysia Melarang Zakir Naik CeramahSetelah Perlis, kini Negara Bagian Kedah di Malaysia melarang Zakir Naik ceramah di depan umum. Kedah telah menjadi negara...
Baca lebih lajut »
Eks Kepala Polisi Diraja Malaysia Desak Pemerintah Usir Zakir Naik'Dia telah menyentuh agama dan hal-hal lain yang menyakiti perasaan non-Muslim di negara ini,' kata Rahim Noor. Mantan Kepala...
Baca lebih lajut »
Diselidiki Kasus Provokasi, Zakir Naik Berjam-jam Diperiksa PolisiZakir Naik telah diperiksa oleh polisi Malaysia. Keberadaannya di Malaysia tengah disorot karena diduga melanggar pasal penghinaan merusak perdamaian.
Baca lebih lajut »