Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan penggunaan vaksin COVID-19 di Afrika naik sebesar 15 persen antara Januari dan Februari. Sementara, beberapa negara melakukan vaksinasi massal untuk memperluas cakupan dan melindungi masyarakat dari pandemi.
Sejumlah warga Zimbabwe telah menolak divaksin. Mereka mengaku tidak percaya dengan vaksin buatan China, Sinopharm dan Sinovac, yang sebagian besar merupakan donasi.
Negara itu baru-baru ini mencatat penambahan infeksi baru. Kini terdapat lebih dari 244.000 kasus dengan lebih dari 5.400 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins, yang melacak wabah global. Dr. Cleophas Chimbetete, presiden Ikatan Dokter Kesehatan Masyarakat di Zimbabwe, menjelaskan penambahan kasus itu disebabkan oleh pelonggaran pembatasan, seperti dihapuskannya aturan. Namun ia mengatakan masyarakat tidak perlu panik, hanya perlu menegakkan protokol WHO, seperti memakai masker dan menjaga jarak."Setelah melonggarkan pembatasan, kasus-kasus diperkirakan akan naik sedikit.
Zimbabwe ingin memvaksinasi sedikitnya 10 juta orang pada akhir tahun lalu, target yang menurut sebagian orang sulit dicapai karena minimnya sumber daya dan banyak orang yang enggan divaksin. Negara itu belum mengumumkan kapan rencananya akan mencapai kekebalan kelompok.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kasus Covid-19 di DIY Menurun Tapi Kematian TinggiPada Sabtu hari ini DIY mencatatkan penambahan 21 kasus meninggal dunia.
Baca lebih lajut »
Pendapatan Negara dari Pemanfaatan Aset Merosot karena Pandemi Covid-19Penerimaan negara melalui pemanfaatan barang milik negara konsisten menyusut sejak 2019. Pandemi Covid-19 mengganggu sektor bisnis ataupun perekonomian sehingga nilai pemanfaatan barang milik negara ikut menurun. Ekonomi AdadiKompas dimaswaraditya
Baca lebih lajut »