Warga mengatakan belum ada pembagian masker meski asap kebakaran hutan menyengat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Palangka Raya, Kalimantan Tengah , Dimas Hartono mengeluh bau asap kebakarah hutan dan lahan yang tercium sudah menyengat. Namun, pemerintah belum menyediakan masker wajah.
Baca Juga Kendati demikian, ia menyebut belum ada pembagian masker dari pemerintah, bahkan posko kesehatan belum berdiri. Ia menduga pemerintah menganggap munculnya asap adalah hal yang biasa saja, meski sudah mengganggu pernapasan khususnya bagi anak-anak yang masih sekolah. Dimas menambahkan karhutla di wilayah yang dia tinggali selalu terjadi setiap tahun sejak 1997. Ia menerangkan kejadian karhutla yang cukup besar terjadi pada 2002 dan 2007.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Aniaya Warga, Geng Motor Resahkan Warga GarutPolisi terus memburu geng motor yang menganiaya warga di pinggir jalan.
Baca lebih lajut »
PMI Kalteng bagikan 6.000 masker gratis atasi debu karhutlaPalang Merah Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah bersama PMI Kota Palangka Raya membagikan 6.000 masker secara gratis kepada masyarakat di beberapa titik ...
Baca lebih lajut »
ACT distribusikan air bersih untuk warga Sekaroh terdampak kekeringanLembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mendistribusikan bantuan air bersih untuk warga Desa Sekaroh, ...
Baca lebih lajut »
Polisi selidiki mobil penabrak kerumunan warga di GarutPolisi menyelidiki mobil oleng lalu terguling setelah menabrak kerumunan warga di kawasan lahan parkir Minimarket Alfamart Jalan Otto Iskandardinata, ...
Baca lebih lajut »
Lanud Manuhua Biak beri pengobatan gratis warga dua kampungWarga di dua kampung distrik Biak Barat yakni Kampung Andei dan Kampung Wasyai mendapat pelayanan pengobatan gratis dari prajurit Pangkalan Udara Manuhua, ...
Baca lebih lajut »
Soal Plastik, Warga: JanganTerapkan Larangan di PasarWarga dan pedagang meminta larangan plastik sekali pakai tak diterapkan di pasar
Baca lebih lajut »