Fauzan mengatakan, pemukulan yang dialami pengiat media sosial ini berawal dari teriakan warga yang menyebut Nino sebagai pro Joko Widodo.
- Salah satu warga di kawasan Masjid Al-Falaah, Fauzan mengatakan bahwa pegiat media sosial yang juga relawan Joko Widodo dalam Pilpres 2019,Fauzan menegaskan, saat itu Ninoy diamuk massa di luar Masjid Al-Falaah.
Kala itu, lanjut Fauzan, banyak pendemo yang berlindung dan lari ke kawasan masjid Al-Falah. mereka juga berisitirahat di depan masjid. Massa yang saat itu ada di kawasan tersebut akhirnya terprovokasi dan langsung mengeroyok Ninoy yang tengah mengambil foto pendemo di sekitar masjid.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Cerita Ninoy Karundeng soal Sosok 'Habib': Massa Ikuti Perintah DiaRelawan Jokowi, Ninoy Karundeng, memaparkan sosok habib dalam kasus penculikan dan penganiayaan terhadap dirinya. Seperti apa pemaparannya? NinoyKarundeng RelawanJokowi
Baca lebih lajut »
Temuan Mencengangkan dari Kasus Penyekapan NinoyNinoy Karundeng tampil dihadapan publik bersama polisi. Ninoy menceritakan peristiwa penyekapan dan penganiayaan yang dialaminya.
Baca lebih lajut »
Slamet Sebut Ada Pembusukan Nama PA 212 Lewat Kasus NinoySlamet Maarif mengecam aksi polisi yang menangkap Sekjen Bernard Abdul Jabar dan mencurigai adanya upaya pembusukan terhadap organisasi PA 212.
Baca lebih lajut »
Fakta-Fakta Penganiayaan dan Penculikan Ninoy KarundengUsai diamuk, Ninoy Karundeng dibawa ke suatu tempat yang ia yakini adalah wilayah Petamburan, Jakarta Barat.
Baca lebih lajut »
Tersangka kasus persekusi Ninoy jadi 13, termasuk Sekjen PA 212Kini, sebanyak 13 orang ditetapkan jadi tersangka. Menurut polisi, tiga orang di antaranya adalah perempuan. Selain dijerat dengan pasal pidana, mereka juga dikenakan pelanggaran UU ITE.
Baca lebih lajut »
Kartun: Persekusi Ninoy dan mimpi buruk ala fiksiAda sebelas tersangka penganiaya Ninoy Karundeng, seorang relawan pendukung Jokowi dalam Pilpres 2019. Apa pun pilihan politisnya bukan alasan untuk menganiaya apalagi menghalalkan darahnya. Kartun
Baca lebih lajut »