Warga Menunda Belanja hingga Merogoh Tabungan untuk Bertahan

Perilaku Konsumen Berita

Warga Menunda Belanja hingga Merogoh Tabungan untuk Bertahan
BelanjaKorporasi
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 133 sec. here
  • 6 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 63%
  • Publisher: 70%

Dalam kondisi banyaknya informasi akan terjadi kenaikan harga akibat kebijakan, sering kali konsumen menahan diri.

Sejumlah warga mengaku lebih berhati-hati dalam memutuskan berbelanja. Di tengah ekonomi yang dirasakan masih sulit, mereka menunda berbelanja sejumlah barang. Bahkan, ada yang merogoh tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warga menghabiskan tabungan hingga ludes agar bisa bertahan.

Penghasilan Yeni sebagai pedagang pakaian juga menurun. Akhir-akhir ini penghasilannya Rp 40.000-Rp 50.000 per hari. Di masa pandemi, dia bahkan masih bisa mengantongi penghasilan Rp 100.000-Rp 200.000 per hari. Dia pun menunda pembayaran sewa kontrakan. ”Yang belanja di sini juga orang-orang yang memilih harga murah tapi barangnya bisa lumayan awet. Tapi masih sepi,” tutur Novrianto.Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance , Tauhid Ahmad, Senin , menuturkan, dalam kondisi banyaknya informasi akan terjadi kenaikan harga akibat kebijakan, sering kali konsumen menahan diri. Misalnya, informasi akan ada kenaikan pajak pertambahan nilai dan subsidi berkurang.

Pada 2025 agak sulit karena biasanya sebuah pemerintahan baru, mengambil kebijakan tidak populis. Sebab, baru terpilih dan masih ada dukungan masyarakat sebagai hasil pemilu. Di sisi lain pemerintah memerlukan dana untuk memperkuat belanja fiskal. Namun konsekuensinya pada konsumen. ”Dulu mahal sekali. Sekarang sudah lebih murah dan bisa ditemui di titik-titik strategis. Apalagi waralabanya berkembang di banyak titik,” kata Tauhid.

Kendati begitu, tingkat keyakinan konsumen Indonesia tidak seoptimis sebelumnya. Kenaikan harga pangan dan ancaman kemerosotan ekonomi masih menjadi faktor utama membebani pikiran konsumen. Konsumen lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya. ”Saya udah lama tidak beli minyak goreng bermerek. Kalaupun beli, ngincar promo. Hal itu dirasakan sejak pandemi. Dua bulan terakhir merasakan beban kian berat,” tutur Yeni.Petugas menata kardus mie instan di pusat perbelanjaan ritel di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu .

Kalau ada promo harga beras, barulah dia membeli beras di mini market. Namun lebih sering mencari pedagang yang menjual beras Rp 12.000-Rp 13.000 per liter. Tabungan Yeni akhirnya ludes karena penghasilan dari usaha pakaiannya anjlok.KOMPAS/PRIYOMBODONovrianto , warga lainnya yang juga sehari-hari sebagai pedagang pakaian, menuturkan, penghasilan yang menurun juga membuat uang belanja untuk istrinya berkurang dari Rp 100.000 per hari menjadi Rp 50.000 tahun ini.

Pertumbuhan konsumsi tetap tumbuh positif, misalnya pada makanan dan minuman, bahan bakar maupun suku cadang. Namun, untuk konsumsi rumah tangga, sandang, pangan, rekreasi, maupun informasi komunikasi, indeksnya relatif masih di bawah 0.Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Melambat, Dewan Ekonomi Nasional Beri Rekomendasi Dongkrak Daya BeliSeorang pengunjung melihat salah satu produk diskon yang dijual di salah satu gerai di Mal Kuningan City, Jakarta, Jumat .-nya tidak begitu bagus.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Belanja Korporasi

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Warga Menunda Liburan Natal Karena EkonomiWarga Menunda Liburan Natal Karena EkonomiSejumlah warga memilih untuk menunda perayaan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga karena kondisi ekonomi yang sulit. Salah satunya Leo, seorang karyawan swasta di Jakarta, yang memilih untuk menghabiskan akhir tahun di rumah.
Baca lebih lajut »

Netanyahu Menunda Gencatan Senjata Gaza, Serangan Israel Terus Menewaskan WargaNetanyahu Menunda Gencatan Senjata Gaza, Serangan Israel Terus Menewaskan WargaMeskipun gencatan senjata telah diumumkan, serangan Israel di Gaza terus berlanjut, menewaskan hampir 100 warga Palestina. Netanyahu dan kabinetnya terus menunda gencatan senjata karena perbedaan dengan Hamas terkait pertukaran tahanan dan penarikan pasukan dari Koridor Philadephia. Politisi ultrakanan Israel, termasuk Itamar Ben-Gvir, menentang gencatan senjata dan mengancam akan mundur dari pemerintahan Netanyahu jika kesepakatan itu diimplementasikan.
Baca lebih lajut »

Adiksi Belanja Daring: Ketika Kebiasaan Belanja Menjadi MasalahAdiksi Belanja Daring: Ketika Kebiasaan Belanja Menjadi MasalahMudahnya berbelanja daring membuat kebiasaan orang berubah. Berbelanja yang awalnya hanya untuk mencari barang yang dibutuhkan menjadi kegiatan untuk mengisi waktu luang atau bahkan untuk mencari kesenangan di saat stres. Artikel ini membahas tentang adiksi belanja daring dan gejalanya.
Baca lebih lajut »

Adiksi Belanja Daring, dari Belanja buat Senang Malah Jadi BoncosAdiksi Belanja Daring, dari Belanja buat Senang Malah Jadi BoncosKetika seseorang sudah tidak bisa mengontrol kegiatan belanja daring, saat belanja barang yang tidak dibutuhkan, itu harus diwaspadai sebagai adiksi belanja daring.
Baca lebih lajut »

Belanja Negara Tembus Rp 3.350,3 T Sepanjang 2024Belanja Negara Tembus Rp 3.350,3 T Sepanjang 2024Realisasi belanja negara pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024 mencapai Rp 3.350,3 triliun.
Baca lebih lajut »

Data Terbaru Ungkap Warga RI Lebih Sering Belanja Online atau di TokoData Terbaru Ungkap Warga RI Lebih Sering Belanja Online atau di TokoKelas atas di kota besar mendominasi pembelian online.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-16 13:43:13