Warga Afghanistan hari ini akan menggunakan hak suaranya dalam pilpres. Pengamanan di berbagai wilayah, khususnya di ibu kota Kabul, pun diperketat.
, Sabtu , kampanye pilpres yang digelar selama dua bulan terakhir di Afghanistan diwarnai serangan bom dan kekerasan bersenjata yang memakan korban. Kebanyakan serangan itu didalangi oleh kelompok Taliban.telah merilis peringatan bahwa mereka akan menyerang tempat-tempat pemungutan suara dan mengimbau warga untuk menjauhi lokasi-lokasi tersebut. Sebagai antisipasi, otoritas Afghanistan memberlakukan pemblokiran sebagian di wilayah Kabul.
Sekitar 9,6 juta warga Afghanistan terdaftar untuk memilih dalam pilpres tahun ini. Namun banyak warga yang kehilangan harapan karena setelah 18 tahun konflik terus berlanjut, tanpa ada satupun pemimpin yang mampu menyatukan negara yang terpecah-pecah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan perekonomian yang stagnan maupun meningkatkan keamanan.
Pilpres kali ini merupakan yang keempat dalam sejarah Afghanistan. Awalnya terdapat 18 calon presiden , namun beberapa kandidat mengundurkan diri. Secara umum, pilpres tahun ini menjadi pertempuran sengit antara dua capres unggulan, yakni kandidat incumbent, PresidenPersonel militer Afghanistan juga dikerahkan untuk menjaga keamanan saat pilpres digelar Foto: REUTERS/Omar Sobhani
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Gas Air Mata Masih Tersisa di dekat DPR, Warga Gunakan MaskerDemo ricuh semalam menyisakan aroma gas air mata pagi ini yang membuat sejumlah pengguna jalan yang melintas di belakang gedung DPR RI melindungi pernafasannya.
Baca lebih lajut »
Warga Wamena Mengantre DievakuasiWarga mengungsi begitu terjadi pelemparan dan pembakaran oleh pelajar SMK yang demo.
Baca lebih lajut »
Gempa Bumi 6,8 Skala Richter Guncang Ambon, Warga Panik BerhamburanGempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter mengguncang wilayah Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019) pukul 08.46.45 WIT. Gempa...
Baca lebih lajut »
Wamena: Wilayah yang pernah dilanda peristiwa berdarah 'perlu waktu' untuk memulihkan trauma warga pendatang dan PapuaKomandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Candra Dianto, mengatakan masyarakat pendatang dan penduduk asli Papua perlu waktu dalam mengatasi trauma menyusul kerusuhan di tengah catatan 'Wamena Berdarah' 19 tahun lalu.
Baca lebih lajut »