Wanita Berisiko 9 Kali Lebih Banyak Terkena Lupus Dibanding Pria TempoGaya
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Anna Ariane, SpPD-KR mengatakan wanita memiliki risiko terkena penyakit lupus sembilan kali lebih banyak dibandingkan pria. 'Lupus bisa menyerang siapa saja, tapi umumnya adalah wanita dengan perbandingan sembilan banding satu dengan laki-laki,' katanya dalam acara diskusi tentang penyakit lupus yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa 9 Mei 2023. Ia pun mengingatkan kepada keluarga yang memiliki riwayat penyakit autoimun.
Meskipun lupus bukan merupakan penyakit menular, kata dia, penyakit lupus dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan kekurangan vitamin D.Ia mengatakan penyakit lupus tergolong dalam penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi karena pada dasarnya penyakit ini disebabkan oleh antibodi yang berproduksi secara spontan dalam tubuh.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Hati-Hati, Anak Berisiko Empat Kali Alami Gangguan Pernapasan Jika Orangtua PerokokAnak yang tinggal dengan orangtua perokok, bisa disebut sebagai Third Hand Smoker.
Baca lebih lajut »
Bolehkah Berhubungan 'Suami-Istri' Saat Terinfeksi Jamur Vagina? Ini Jawaban Dokter |Republika OnlineInfeksi jamur vagina lebih sering terjadi pada wanita yang aktif secara seksual.
Baca lebih lajut »
Gibran Bicara Pilkada Solo 2024, Wali Kota Lebih Muda Darinya Lebih BagusAdanya bonus demografi mendatang, Wali Kota Solo yang lebih muda dari Gibran Rakabuming Raka akan lebih baik, meski harus melihat track record.
Baca lebih lajut »
8 Gaya Rambut Wanita Korea yang Bisa Jadi InspirasiIdaman para wanita Indonesia adalah negara Korea Selatan. Ada 8 inspirasi rambut wanita untuk boosting penampilan Anda lebih percaya diri!
Baca lebih lajut »
Permintaan Batu Bara Berisiko Ditekan Resesi 2023 dan Doromgan Ekonomi HijauHarga komoditas batu bara mengalami kontraksi sepanjang 2023 dengan menunjukkan tren pelemahan akibat resesi dan ekonomi hijau.
Baca lebih lajut »