Rencana pengembangan food estate di Kalimantan Tengah mendapat tentangan dari aktivis lingkungan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan,merupakan proyek klaster untuk pengembangan sayuran, buah-buahan, dan aneka tanaman pangan sebagai kebutuhan utama masyarakat Indonesia.
Selain itu, Pemerintah juga akan membangun sarana produksi dan infrastruktur pertanian seperti embung dan irigasi. Guna mendukung rencana tersebut, Pemerintah telah menyiapkan lahan potensial seluas 165.000 hektar yang merupakan eks-Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektar di Kalimantan Tengah . Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pengerjaan lahan mulai dilakukan pada tahun 2020.Baca juga:
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Abetnego Tarigan, Aktivis Walhi yang Masuk Istana sebagai Deputi KSPSebagai Deputi II KSP, Abetnego Tarigan akan membidangi pembangunan manusia.
Baca lebih lajut »
Penjelasan MenPAN-RB soal Pemindahan PNS ke Ibu Kota Negara di KaltimBerikut ini penjelasan MenPAN-RB Tjahjo Kumolo soal rencana pemindahan ASN (PNS dan PPPK) ke ibu kota baru yang nantinya berada di Kaltim. IbuKotaNegara
Baca lebih lajut »
Pemimpin Palestina Tolak Rencana Aneksasi IsraelPenasihat senior Presiden Palestina Mahmoud Abbas hari Minggu (21/6) mengatakan Palestina menolak aneksasi apapun terhadap permukiman Lembah Yordania dan Tepi Barat. “Ini soal prinsip!” ujar Nabil Abu
Baca lebih lajut »
18 Tenaga Kesehatan RSUD di Palangka Raya Positif Covid-19 |Republika Online18 orang tenaga kesehatan di RSUD Doris Sylvanus Palang Raya, Kalteng, positif Covid.
Baca lebih lajut »
Qatar Sumbang Rp 21 Miliar untuk Bantuan Pangan di Gaza |Republika OnlineQatar Charity menyumbangkan dana bantuan pangan bagi warga Palestina di Jalur Gaza
Baca lebih lajut »
Hotel-Hotel Mewah di New Delhi akan Dipakai Pasien Covid-19 |Republika OnlinePihak hotel di New Delhi menolak rencana pemerintah untuk merawat pasien Covid-19.
Baca lebih lajut »