Kasus Sambo menunjukkan adanya pembunuhan terhadap sistem berhukum dan sistem nilai.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PP Persatuan Islam , Prof Dr Atip Latipulhayat menilai, Ferdy Sambo sudah memenuhi syarat untuk menerima hukuman mati. Pasalnya, Ferdy Sambo yang seharusnya menegakkan hukum, malah justru merusak tatanan berhukum dan menjadi bagian dari perusakan hukum.
Apalagi, lanjut Atip, tidak ada hal yang meringankan Ferdy Sambo. Semunya memberatkan, seperti penyalahgunaan kekuasaan dan kejahatan sistemik dengan menggunakan institusi di mana ia berada."Termasuk arogansi kekuasaan yang diperlihatkan oleh dia dan kelompoknya," ujarnya. Menurut Atip, pelajaran terbesar bagi bangsa dari kasus Ferdy Sambo, yaitu penegasan kembali bahwa Indonesia adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan. Dalam kasus Ferdy Sambo, hukum tidak hanya dikangkangi tetapi juga dikubur dengan melakukan perusakan barang bukti, memerintahkan anak buahnya, dan sebagainya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Dulu Bank, Sekarang Asuransi & Koperasi, Next Bandit Pinjol?Maraknya kasus koperasi saat ini persis seperti praktek bank di tahun 1998.
Baca lebih lajut »
Vonis Sambo Angka atau Huruf? | NI LUHAkankah majelis hakim dapat memberikan keadilan yang seadil-adilnya dalam kasus pembunuhan Yosua kepada Sambo CS?
Baca lebih lajut »
Uji Nyali dan Kemandirian Hakim Dalam Putusan Pidana Kasus Sambo |Republika OnlineHakim akan memutus kasus Sambo pada dua hari ke depan.
Baca lebih lajut »
5 Momen Susi, ART Sambo yang Bikin Heboh Persidangan Kasus Pembunuhan YosuaInilah beberapa momen saat asisten rumah tangga terdakwa Ferdy Sambo yakni Susi menjadi saksi dalam sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua.
Baca lebih lajut »
Perjalanan Kasus Roy Suryo, Banding Vonis Kini Dihukum Lebih Berat Denda Rp150 juta Kasus Meme StupaRoy Suryo Dihukum Lebih Berat Rp150 Juta dan hukuman penjara di kasus meme stupa, ini perjalanan kasusnya
Baca lebih lajut »