Ketum PBNU Gus Yahya minta pemerintah kaji ulang wacana libur sekolah sebulan penuh saat Ramadan. Perlu evaluasi agar libur bermanfaat, pertimbangkan kegiatan non-muslim, dan contohkan pesantren yang justru lebih banyak mengaji saat Ramadan.
Yahya Cholil Staquf menanggapi wacana Kementerian Agama ikhwal libur satu bulan penuh selama bulan Ramadan untuk anak sekolah. Pria yang akrab disapa dengan sebutanSejauh ini, lanjut Gus Yahya , pemerintah juga telah membuat kebijakan tentang hal serupa. Saat itu anak sekolah pernah libur satu bulan selama bulan Ramadan.
Gus Yahya menilai, perlu ada evaluasi yang dilkukan jika ingin kembali menerapkan hal serupa. Jangan sampai anak sekolaah hanya bermalas-malasan selama libur Ramadan.Gus Yahya menilai, pemerintah harus cermat melihat apakah selama libur nanti bakal banyak diisi hal yang bermanfaat atau malah sebaliknya.
“Nah, maka menurut saya tergantung libur itu diisi apa. Kalau semua libur, semua tidur di rumah saja kan ya itu tidak seperti itu yang kita inginkan, karena sekolah sambil puasa juga tidak apa-apa. Kita coba juga tidak apa-apa,” tambahnya. “Apakah yang non-muslim ikut libur? Nah, kalau ikut libur disuruh apa? Jadi ini bukan hanya soal libur, gak libur. Tapi libur untuk apa? Nah, ini yang harus dibangun modelnya,” jelasnya.Jika para santri di pesantren sendiri, kata Gus Yahya, momen Ramadan justru digunakan untuk mengaji. Biasanya, di luar bulan Ramadhan, para santri mengaji hanya 3 kali dalam sehari.
Ketua Umum PBNU Gus Yahya Libur Lebaran
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
PBNU Minta Pemerintah Pertimbangkan Dampak Libur Sekolah Satu Bulan Saat RamadanAhmad Fahrur Rozi, Ketua PBNU, menyarankan pemerintah untuk mendalami dampak rencana libur sekolah selama satu bulan di bulan Ramadan, menekankan pentingnya program keagamaan selama periode tersebut.
Baca lebih lajut »
Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan 2025 Menuai PerdebatanWacana libur sekolah selama bulan puasa Ramadan 2025 menuai berbagai pendapat. Menteri Agama menyatakan kemungkinan wacana tersebut berlaku untuk sekolah negeri dan swasta. Pakar pendidikan menilai wacana tersebut perlu dikaji lebih lanjut dan menekankan pentingnya integrasi nilai agama dalam pendidikan.
Baca lebih lajut »
Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan Di KembangkanKementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuka wacana libur sekolah selama bulan Ramadan. Namun, belum ada keputusan akhir mengenai hal tersebut.
Baca lebih lajut »
Wacana Libur Satu Bulan Selama Ramadan 2025 untuk SiswaMenteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan bahwa wacana libur siswa selama satu bulan pada bulan Ramadan 2025 sedang dibahas, terutama untuk sekolah selain madrasah dan pesantren. Wacana ini menuai pro dan kontra, dengan potensi dampak positif dan negatif bagi siswa muslim dan nonmuslim.
Baca lebih lajut »
Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan Menuai Reaksi BeragamPemerintah masih belum memutuskan apakah akan memberlakukan libur sekolah selama Ramadan tahun 2025. Wacana ini menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.
Baca lebih lajut »
Wacana Libur Sekolah Satu Bulan Selama Ramadan Menuai Pro dan KontraWacana libur sekolah satu bulan penuh selama Ramadan menjadi perbincangan hangat. Kebijakan ini menuai beragam tanggapan dari siswa, orang tua, guru, hingga pakar pendidikan. Presiden Megawati Soekarnoputri melanjutkan kebijakan libur di awal dan akhir Ramadan hingga saat ini. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan pondok pesantren akan libur selama Ramadan, sementara sekolah negeri dan swasta masih dalam tahap wacana. Ketua Guru Belajar Foundation, Bukik Setiawan, mengajukan pertimbangan untuk kebijakan ini, menekankan pentingnya aktivitas bermakna bagi anak dan risiko penggunaan teknologi digital selama libur panjang.
Baca lebih lajut »