Ilmuwan menemukan virus zombie yang telah berada dalam es beku selama 48 ribu tahun. Karena perubahan iklim dan membuat es mencair, virus zombie jadi ancaman.
JawaPos.com – Ilmuwan menemukan virus zombie yang telah berada di dalam es beku selama 48 ribu tahun. Karena perubahan iklim dan membuat es mencair, virus zombie menjadi ancaman.
Dilansir dari CNBC TV 18, Jumat , virus zombie telah terkubur di bawah danau beku di Rusia, dan digali oleh para ilmuwan dari Pusat Peneliti Ilmiah Nasional Prancis. Mereka menemukan lebih dari selusin virus dari permafrost Siberia dan yang tertua, yang disebut sebagai Pandoravirus yedoma, diketahui berusia 48.500 tahun.
Meski pengungkapan itu awalnya menimbulkan kepanikan, namun segera berubah menjadi meme kocak di media sosial Twitter. Banyak pengguna kreatif membuat meme lucu karena mereka mengira dunia hampir berakhir dengan virus mirip Covid lainnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ilmuwan Temukan 13 'Virus Zombie' yang Telah Beku 48.500 TahunPara ilmuwan temukan sejumlah 'virus zombie' yang telah membeku selama lebih dari 48.500 tahun di bawah danau di wilayah Siberia, Rusia.
Baca lebih lajut »
Ilmuwan Bangkitkan 'Virus Zombie' di Rusia Berusia 48 Ribu Tahun, Kenapa?Tim peneliti membangkitkan 'virus zombie' yang berasa dari permafrost di Siberia, Rusia. Berikut penjelasan mengenai alasan 'virus zombie' dibangkitkan.
Baca lebih lajut »
6 Potret 'Virus Zombie', Dibangkitkan Peneliti Usai Terkubur 48 Ribu TahunBukan seperti yang di film-film sih, begini potret temuan ilmuwan di Eropa soal virus yang bangkit usai terkubur 48 ribu tahun.
Baca lebih lajut »
Mengerikan! Virus Zombie Ditemukan Setelah Membeku Selama 50.000 TahunPenemuan mengerikan dialami peneliti setelah virus zombie yang membelu selama 50.000 tahun di Siberia ditemukan.
Baca lebih lajut »
Mengenal Bahaya HIV AIDS, Penyebab, dan Cara PengobatannyaHuman Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem imunitas.
Baca lebih lajut »