Presiden Dewan Eropa Donald Tusk masih berharap kesepakatan masih mungkin tercapai.
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan pertemuan terakhir Brexit tidak menjamin kesuksesan. Di satu sisi ia masih berharap kesepakatan masih mungkin tercapai.
Inggris dijadwalkan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober mendatang. Artinya waktu untuk meraih kesepakatan tinggal 20 hari lagi. Sampai kini belum diketahui apakah perubahan kebijakan perdagangan terbesar untuk Inggris itu dengan atau tanpa kesepakatan. Dalam pertemuan Kamis lalu Varadkar dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson secara tak terduga mengatakan mereka berhasil menemukan jalan demi meraih kesepakatan. Kepala negosiator Brexit untuk Uni Eropa dan kepala negosiator Brexit Inggris pun bertemu di Brussel hari ini.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Uni Eropa Melihat Ada Harapan dalam Pembicaraan BrexitMeskipun hanya tinggal beberapa hari untuk menjembatani perbedaan pendapat seputar Brexit, Uni Eropa tetap menaruh harapan pada Rabu (9/10) bahwa pertikaian sengit seputar keluarnya Inggris dari blok
Baca lebih lajut »
Uni Eropa: Ransomware, Perangkat Lunak Kejahatan Internet Paling BerbahayaLaporan kejahatan dunia maya atau cybercrime Uni Eropa 2019 mengatakan, jumlah serangan online turun tetapi penjahat menarget lebih banyak data dan keuntungan. Badan penegak hukum Uni Eropa mengemba
Baca lebih lajut »
Uni Eropa Cabut UAE dan Swiss dari Daftar Surga PajakKepulauan Marshall juga telah dicoret dari surga pajak.
Baca lebih lajut »
Rodri: Liverpool Tim Terbaik di Inggris dan Eropa Saat iniGelandang Manchester City Rodri menilai Liverpool adalah lawan berat timnya.
Baca lebih lajut »
Jebol Gawang San Marino 9 Kali, Belgia Lolos ke Piala Eropa 2020Kemenangan telak atas San Marino menjadikan Belgia sebagai tim pertama yang lolos ke Piala Eropa 2020.
Baca lebih lajut »
Muslim se-Eropa Hadapi Teror BaruKomunitas Muslim di Eropa menghadapi teror jenis baru
Baca lebih lajut »