Intelijen Ukraina mencurigai Rusia sedang merencanakan suatu insiden di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.
Ukraina mencurigai Rusia sedang merencanakan suatu insiden di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia.
Sebelumnya media pemerintah Rusia telah menuduh Ukraina merencanakan"provokasi" di PLTN itu bertepatan dengan kunjungan Sekretraris Jenderal PBB Antonio Guterres ke Ukraina.Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa militer Rusia dapat merencanakan sebuah"serangan bendera palsu" atau serangan yang dirancang agar terlihat seperti dilakukan oleh pihak lain.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ngeri! Ukraina Sengaja Tembaki Kontainer Limbah NuklirMiliter Ukraina dilaporkan menembakan limbah nuklir di pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang diduduki militer Rusia.
Baca lebih lajut »
Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-176: Serangan Rusia di Kharkiv Tewaskan 7 Orang - Tribunnews.comBerikut ini deretan peristiwa yang terjadi pada hari ke-176 perang Rusia dan Ukraina, Kamis (18/8/2022).
Baca lebih lajut »
Ini PLTN Terbesar Eropa yang Kini Dikuasai RusiaPLTN Zaporizhzhia, Ukraina, merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. PLTN Zaporizhzhia kini dikuasai pasukan Rusia sejak Maret lalu.
Baca lebih lajut »
Zelenskyy: Rusia Harus Tinggalkan PLTN ZaporizhzhiaPresiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Rabu (17/8), mengatakan dalam pidatonya bahwa militer Rusia harus menarik diri dari PLTN Zaporizhzhia 'tanpa prasyarat apapun.' Zelenskyy mengatakan bahwa diplomat dan ilmuwan Ukraina kini “berusaha mengirim misi Badan Atom Internasional (IAEA) ke...
Baca lebih lajut »
Serangan Udara Ukraina Berhasil Hancurkan Helikopter RusiaPesawat pembom Ukraina menghancurkan tiga pesawat nirawak Rusia dan satu helikopter Alligator di wilayah Zaporizhzhia dan Donetsk.
Baca lebih lajut »
Putin Jadi 'Sandera' di Ukraina, Maju Kena Mundur KenaPerang Rusia di Ukraina yang berkepanjangan dinilai telah menjadi bumerang bagi Presiden Vladimir Putin.
Baca lebih lajut »