Padahal, penelitian itu baru dilakukan di lima provinsi, Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peneliti Universitas Monash untuk Indonesia Ika Idris mengatakan pihaknya pernah meneliti tren ujaran kebencian di medsos selama masa Pilpres , yakni dari September 2023 hingga Maret 2024.2024, yakni pada Agustus sampai dengan 4 November. Kurang dari empat bulan, para peneliti menemukan sekitar 16.700 ujaran kebencian terkait Pilkada serentak yang beredar di media sosial."Ini cuma di 5 provinsi aja itu kita sampai 16 ribu. Artinya ini sekitar 15 persen ya dari 200 ribu.
Menurutnya, pada kostestasi Pilkada, potensi untuk mendiskreditkan calon, komunitas, maupun kelompok rentan bisa terjadi di 545 daerah. Sehingga peluang beredarnya ujaran kebencian menjadi sangat besar dengan berbeda-bedanya budaya dan sentimen di setiap daerah. Selain itu, menurut Ika, ada fenomena 'pembiaran' ujaran kebencian beredar di media sosial. Hal tersebut bahkan dianggap sebagai bagian dari strategi politik agar bisa menang.
"Namanya konstansi politik, pasti orang berupaya untuk menang dan kalau untuk menang pasti dia akan melakukan berbagai cara. Ketimbang mengedukasi politik, lebih efektif sebetulnya menyebarkan ujaran kebencian atau polarisasi karena mengedukasi butuh kerja keras," tuturnya 'Strategi' menyebarkan ujaran kebencian tersebut lebih berpotensi dilakukan oleh calon kepala daerah yang bukan politisi tulen, misalnya publik figur yang belum lama berkegiatan politik.BERITA TERKAIT
Pilkada Pilpres Faktor Kesengajaan Pilkada Serentak Jawa Barat Aceh Sumatera Barat Nusa Tenggara Barat NTB
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Hampir dari Setengah Muslim di Eropa Alami Diskriminasi dan Ujaran KebencianBerita Hampir dari Setengah Muslim di Eropa Alami Diskriminasi dan Ujaran Kebencian terbaru hari ini 2024-10-27 05:57:53 dari sumber yang terpercaya
Baca lebih lajut »
Bos PSIS Semarang Yoyok Sukawi Polisikan Suporter Buntut Ujaran KebencianBerita Bos PSIS Semarang Yoyok Sukawi Polisikan Suporter Buntut Ujaran Kebencian terbaru hari ini 2024-10-31 19:30:28 dari sumber yang terpercaya
Baca lebih lajut »
Jelang Pilkada, AJI dan MDDRH Sebut Ujaran Kebencian Marak Bermunculan di TikTok dan XHasil pemantauan video terkait Pilkada di platform TikTok di lima provinsi menunjukkan bahwa 18,15% sampel video mengandung ujaran kebencian.
Baca lebih lajut »
Ujaran Kebencian Terkait Pilkada Marak di TiktokUjaran kebencian selama masa kampanye Pilkada paling banyak ditemukan di Tiktok. Bawaslu tak bisa langsung menangguhkan karena tak ada kerja sama dengan platform tersebut.
Baca lebih lajut »
Hoaks sampai Ujaran Kebencian Jadi Gangguan Kemanan Digital saat Pilkada, Masyarakat Diminta WaspadaTerdapat beberapa kejahatan yang banyak terjadi dengan memanfaatkan momen Pilkada seperti peretasan, pengambilan data, hoaks dan penyebaran ujaran kebencian maupun doxing, hal ini harus diwaspadai sebab dapat mengganggu jalannya Pilkada.
Baca lebih lajut »
Hoaks sampai Ujaran Kebencian Jadi Gangguan Keamanan Digital saat Pilkada, Masyarakat Diminta WaspadaTerdapat beberapa kejahatan yang banyak terjadi dengan memanfaatkan momen Pilkada seperti peretasan, pengambilan data, hoaks dan penyebaran ujaran kebencian maupun doxing, hal ini harus diwaspadai sebab dapat mengganggu jalannya Pilkada.
Baca lebih lajut »